Saturday 29 May 2010

Kelompok 10

Tugas Partnership

KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PESTISIDA TERHADAP PETANI dan LINGKUNGAN DI KECAMATAN TANETE RIATTANG BARAT KABUPATEN BONE

Kelompok 10 : BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN (BTKL) MAKASSAR

1. Muh Aripai (K111O8348)

2. Robo Rahanyamtel (K11109521)

3. Fitriana Rusli (K11108032)

4. Aisyah Puspitasari (K11108333)

5. Tiara Putirulan (K11108541)

6. Fuji Zulviana (K11108954)

7. Irdawati Sunti (K11108883)

A. Latar Belakang

Pestisida merupakan salah satu teknologi moderen yang mempunyai peranan dalam usaha meningkatakan hasil pertanian untuk kesejahteraan masyarakat. Kita dapat melihat pada beberapa negara yang telah dan sedang berkembang, hasil produksi pertanian melimpah dan kesehatan masyrakatnya dapat dicapai dengan baik, antara lain karena penggunaan pestisida dengan cara yang tepat dan aman.

Penggunaan pestisida di Indonesia mengalami peningkatan terutama disektor pertanian. Disatu sisi penggunaan ini dapat meningkatkan produksi hasil pertanian, tetapi disisi lain menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan gangguan kesehatan.

Pestisida juga merupakan bahan yang sangat berbahaya dan beracun, bila tidak dikelola dengan bijaksana dan dapat menimbulkan dampak negative. Dampak negative ini akan mempengaruhi pada berbagai aspek ke kehidupan yang akhirnya langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.

B. Tujuan

Untuk mengetahui dampak faktor petani,faktor pemajanan pestisida, serta faktor status kesehatan terhadap kualitas hematologi petani serta dampak faktor pemajanan terhadap Lingkungan di Kec. Rianttang Barat Kab. Bone. Targetnya yaitu 100 responden /petani menyemprot pestisida dan 12 sampel lingkungan.

C. Mitra yang terlibat :

1. Dinas Kesehatan Puskesmas Watang Bone Kab.Wajo

2. Dinas ketahanan Pangan Kab. Wajo.

3. Pengawas pestisida Kab. Wajo

4. BTKL-PPM Makassar

5. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)

6. Masyarakat ( Petani)

D. Peran masing-masing mitra :

1. Dinas Kesehatan dan Puskesmas :

· Memfasilitasi rangkaian kegiatan di wilayah kerjanya

· Sumber informasi ( Data Sekunder)

2. Dinas ketahanan Pangan dan Pengawas Pestisida :

· Memfasilitasi kegiatan dan data kelompok tani serta penggunaan pestisida.

3. BTKL-PPM :

· Pemeriksaan sampel lingkungan.

4. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)

· Sebagai wadah untuk menampung masalah atau keluhan dari para petani yang kemudian yang akan disampaikan kepada pemerintah.

5. Masyarakat ( Petani )

· Melaksanakan kegiatan dari program ini.

E. Jenis/ model kerjasama ( Public Private Patnership)

Dalam program KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PESTISIDA TERHADAP PETANI dan LINGKUNGAN DI KECAMATAN TANETE RIATTANG BARAT KABUPATEN BONE, Public Private Patnership yang digunakan adalah Community Based Provision (CBP). Kami mengambil Community Based Provision (CBP), karena program ini dilaksanakan oleh masyarakat yaitu petani. Dalam hal ini semua penggunaan pestisida murni dilakukan oleh petani. Dimana ada upaya yang di laksanakan untuk dapat memberdayakan masyarakat dalam cara penggunaan pestisida secara baik dan benar sehingga tidak menimbulakab dampak terhadap kesehatan dan lingkungan, karena kelanjutan dari program ini pada akhirnya masyarakatlah yang akan merasakan hasil dan dampak dari keuntungan yang di jalankan dalam program ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap 100 responden petani pengguna pestisida dan sebanyak 12 sampel lingkungan pada Bulan Juni 2009 di Kec. Tanete Rianttang Barat Kab. Bone, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil pemeriksaan aktivitas cholinesterase darah petani menunjukan paling banyak keracunan ringan yaitu sebanyak 62 orang (62%), normal sebanyak 28 orang (28%) dan keracunan sedang sebanyak 10 orang (10%) dan ditemukan keracunan berat.

2. Hasil pemeriksaan residu pestisida pada sampel lingkungan yaitu sampel tanah, 1 sampel Air Bersih ( Sumur Gali), 2 sampel Air Sungai, 6 sampel sayuran dan 1 sampel Tanaman semuanya negative (100%) tidak mengadung residu pestisida.

F. Saran

1. Bagi petani, untuk mencegah terjadinya resiko pemaparan yang mengakibatkan keracunan pestisida, makapetugas sanitasi Puskesmas, PPL dan Pengawas Pestisida setempat bekerjasama secara terpadu dan insentif untuk melaksanakan penyuluhan kepada kelompok-kelompok tani setempat.

2. Bagi pemerintah ( pertanian/ ketahanan pangan, Kesehatan, perdangangan dan Stake Holder) membina kerjasama lintas sector maupun lintas program secara terpadu melaksanakan upaya pengamanan penggunaan pestisida, dan melakukan pengawasan yang ketat terhadap distribusi dan penjualan pestisida.

3. Perlunya komunikasi , informasi dan motivasi tentang kesehatan dan keselamatan kerja sector pertanian khususnya para petani pengguna pestisida yang terintergrasi dengan semua stakeholder di Kab. Bone K=khususnya di Wilayah Kec. Tanete Rianttang Barat.

4. Perlu penelitian lanjut, untuk menghasilkan pestisida yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan resiko keracunan pada petani.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, SKM, M.Sc. Prinsip & Prosedur Public Private Partnership Kesehatan Lingkungan, pedoman perkuliahan, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 2005

Depkes R.I,Ditjien PP&PL, Pedoman Pengamanan Pengelolaan Pestisida, Jakarta, 2006.

Depkes R.I, Ditjen PP&PL, Pengenalan Pestisida, Jakarta,2000

Friday 28 May 2010

PROGRAM INSTALASI PENGELOLAAN AIR (IPA) MINUM II PANAIKANG

ANALISIS PELAYANAN JARINGAN AIR BERSIH PDAM

Program Instalasi Pengelolaan Air (Ipa) Minum Ii Panaikang

Oleh : Kelompok 7 (PDAM Kota Makassar)

Syamsir (K11108315)

Muh. Nur Aidil B (K11108977)

Syahrianti (K11107733)

Nashinda Seagita (K11108314)

Vinna Mairuhu (K11108520)

Fatimah Zuhrah (K11108878)

Hidayani (K11109527)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Menurut perhitungan WHO, di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum

Sistem jaringan air bersih dibuat untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk suatu kota atau suatu komunitas. Sumber air baku dapat berasal dari mata air, danau, sungai atau air tanah dalam. Air tersebut kemudian diolah pada instalasi pengolahan air supaya memenuhi standar air bersih yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan dan kemudian didistribusikan pada konsumen.

B. Tujuan

1. Mengetahui program kerjasama PDAM dengan pihak lain

2. Mengetahui bentuk program kerjasama yang dilakukan oleh PDAM

BAB II

PEMBAHASAN

Nama Program/Proyek
Program Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Minum II Panaikang


A. Latar Belakang

Penyediaan air bersih menjadi prioritas utama saat ini karena permasalahan yang ditimbulkan akibat dari pengelolaan yang kurang baik akan berdampak langsung kepada derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan Infrastruktur dalam era otonomi daerah menjadi tanggungjawab sepenuhnya pemerintah daerah terutama dalam penyediaan air bersih. Oleh karena itu kinerja PDAM Kota Makassar dalam memenuhi kebutuhan air bersih menjadi sangat penting. Kinerja PDAM Kota Makassar tidak hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat tetapi juga kualitas air yang dihasilkan PDAM.

Dengan pelanggan yang banyak maka PDAM akan kewalahan dalam melayani kebutuhan air bersih. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada kecematan tertentu maka PDAM Kota Makassar menjalin kerjasama antara semua pihak baik instansi pemerintah atau pun pihak swasta yang dapat mendukung penyedian air bersih di Kota Makassar. Untuk itu PDAM Kota Makassar menjalin kerjasama dengan PT TRAYA untuk penyediaan air bersih di Kecematan Panaikang.

B. Tujuan Program

Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi air bersih di Kecamatan Panaikang.

C. Organisasi mitra yang terlibat

1. Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Kota Makassar

2. PT. TRAYA

D. Mekanisme Kerja Program

PT TRAYA menyediakan dan mengoperasikan pengolahan air bersih untuk kecamatan Panaikang, jadi segala biaya operasi ditanggung oleh PT TRAYA. Kualitas produk air bersih PT TRAYA diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar tetapi tetap atas nama PDAM Kota Makassar. Setelah produksi air bersih dinyatakan layak maka PDAM bertindak sebagai distributor ke pelanggang. Adapun pembayarannya, pelanggang membayar di PDAM Kota Makassar. Adapun keuntungan yang di dapat PT TRAYA tergantung pada jumlah pemakaian air bersih pelanggang.

E. Model Kemitraan yang digunakan.

Model kemitraan yang dicanagkan oleh PDAM dan PT. Traya adalah Konsesi. Hal ini dikarenakan PT TRAYA menyediakan dan mengoperasikan pengolahan air bersih untuk kecamatan Panaikang, jadi segala biaya operasi ditanggung oleh PT TRAYA.

Konsesi adalah model kemitraan dimana Pemerintah memberikan tanggung jawab dan pengelolaan penuh kepada kontraktor (konsesioner) swasta untuk:

menyediakan -pelayanan infrastruktur, pengoperasian, perawatan, pengumpulan dan manajemennya.

F. Peranan masing-masing mitra yang Terlibat.

1. PDAM

· PDAM Kota Makassar berperan sebagai distributor air bersih kepada masyarakat

· PDAM bertanggung jawab atas biaya / pajak retribusi yang dikeluarkan PT Traya untuk memasok air baku ke instalasi

2. PT TRAYA

· Berperan sebagai produsen air bersih di Kecematan Panaikang.

· Mengoprasikan atau mengelolah IPA2 panaikang selama 20 tahun

G. Kontrak

Durasi kontrak program ini selama 20 tahun, dimulai pada tahun 2007

H. Biaya infestasi

Rp 78.303.861.000, 00 ,Dengan target penjualan Rp.1350/m3 selama 20 tahun

I. Keuntungan masing-masing mitra yang terlibat.

1. PDAM Kota Makassar

- Pemenuhan air bersih untuk daerah Panaikang dapat terpenuhi

- Tidak ada biaya yang dikeluarkan PDAM dalam proses produksi air bersih

2. PT TRAYA

- Mendapat keuntungan dari penjualan air PDAM Kota Makassar

- Surat Kelayakan air bersih olahan PT TRAYA dijamin pemerintah

J. Hambatan

Hambatan yang dihadapi selama dijalankannya program ini yaitu

1. Jika ada kebocoran pipa maka PDAM juga harus turun tangan dalam perbaikkannya

2. Jika produksi air PT TRAYA mengalami ganggauan maka konsumen akan komplent ke PDAM

K. solusi

Untuk menjaga kualitas air di Kecematan Panaikang maka kedua belah pihak harus melakukan kerjasama dalam pengawasannya terutama kebocoran pipa.


L. Tingkat keberhasilan kerja sama ini

Berdasarkan wawancara kami terhadap kepala bagian Produksi PDAM, sampai saat ini program kerjasama tersebut berjalan dengan lancar namun berdasarkan referensi yang kami dapatkan di Harian Fajar 2009, terdapat masalah menegnai kontrak tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Program kerjasama dilakukan PDAM Kota Makassar yaitu Program Program Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Minum II Panaikang

2. PDAM Kota Makassar menjalin kerjasama antara PT TRAYA dalam mengelolah IPA II Panaikang dengan durasi kontrak 20 tahun dimulai pada tahun 2007

3. Bentuk kerjasama pada program ini adalah BOT/Contracting Out

4. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi air bersih di Kecamatan Panaikang.

5. Peran PDAM Kota Makassar dalam proram ini yaitu :

Pemenuhan air bersih untuk daerah Panaikang dapat terpenuhi

Tidak ada biaya yang dikeluarkan PDAM dalam proses produksi air bersih

6. Peran PT TRAYA dalam program ini

Mendapat keuntungan dari penjualan air PDAM Kota Makassar

Surat Kelayakan air bersih olahan PT TRAYA dijamin pemerintah

7. Hambatan yang di dapat dalam pelaksanaan program ini

Jika ada kebocoran pipa maka PDAM juga harus turun tangan dalam perbaikkannya

Jika produksi air PT TRAYA mengalami ganggauan maka konsumen akan komplent ke PDAM

B. Saran

1. Kerjasama antara kedua belah pihak harus terus ditingkatkan terutama dalam menjaga kebocoran pipa

2. Pembagian job-job dan keuntungan tiap mitra harus lebih jelas lagi

3. Kualitas air minum harus tetap dijaga supaya konsumen merasa puas



DAFTAR PUSTAKA
http://www.desentralisasikesehatan.net/data/Notulensi%20Workshop_contracting%20out_YK_6-7%20Agustus%202008.pdf (23 Mei 2010)
Anwar. Prinsip&prosedur public private partnership kesehatan lingkungan. Jurusan kesehatan lingkungan FKM-Unhas 2005
Anonim. Program Pengujian Kualitas Air Laut di Kota Makassar Bulan Juli. 2009

http://www.smallcrab.com/makanan-dan-gizi/609-penyediaan-air-bersih-dan-sehat

http://eprints.undip.ac.id/4675/1/ALLAN_RESTU.pdf




TUGAS MATA KULIAH PARTNERSHIP JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN FKM UNHAS 2010