Saturday 22 May 2010

PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Kelompok 3 : BALAI LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

"PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN"
1. K11108274 DEDDY ALIF UTAMA
2. K11108277 SULVIANI
3. K11108011 ANDI BASO MAPAPOLENRO
4. K11108510 YUSTI OLIVIA
5. K11108849 ANDI EKAWALNA
6. K11108363 IKRATUL KADIR
7. K11109520 DAMAYANTI SIMA SOHILAUW


PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Menurunnya kualitas pengelolaan sampah secara signifikan umumnya mulai terjadi sejak krisis ekonomi yang berkepanjangan menimpa seluruh kota di Indonesia. Hal tersebut berdampak pada penurunan kinerja sarana dan prasarana persampahan terutama kualitas TPA serta menurunnya kapasitas pembiayaan dan retribusi. Dampak yang mengemuka secara nasional adalah kasus TPA Bantar Gebang, TPS Bojong dan kasus longsornya TPA Leuwigajah yang memakan korban jiwa lebih dari 140 orang meninggal. Kondisi tersebut semakin memperkuat penolakan masyarakat akan keberadaan TPA.
Otonomi Daerah juga berdampak pada sulitnya melakukan kerjasama antar kota terutama dalam regionalisasi pengelolaan TPA, sementara kesulitan mendapatkan lahan TPA di perkotaan terutama perkotaan Metropolitan makin memperburuk kondisi pengelolaan sampah. Pola pengelolaan sampah regional perlu segera mendapatkan perhatian yang serius karena berbagai kesulitan tersebut.
Sesuai dengan tugas dan kewenangan Pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan bidang persampahan dan mengacu pada PP 16/2005 tentang Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum yang didalamnya juga memuat ketentuan mengenai perlindungan air baku melalui pengelolaan sampah yang memadai termasuk perlunya penerapan metode sanitary landfill untuk kota besar dan metropolitan.
Persepsi masyarakat saat ini mengenai keberadaan TPA pada umumnya masih negatif, jadi masyarakat memandang TPA hanya sebagai upaya membuang sampah tanpa ada upaya proteksi terhadap lingkungan dan upaya-upaya perbaikan lainnya. Seiring dengan pembahasan RUU Persampahan, ada upaya untuk mengubah persepsi tersebut dengan mendefinisikan TPA sebagai Tempat Pemerosesan Akhir, sehingga peran TPA tidak hanya sebagai tempat pembuangan sampah tetapi juga ada upaya pengolahan/pemerosesan, dan pembuangan hanya merupakan alternatif terakhir setelah tidak ada alternatif pengolahan lainnya yang dapat dilakukan. Sistem pengurugan akan menerapkan sistem sanitary landfill. Paradigma baru ini membutuhkan sosialisasi secara kontinu pada seluruh lapisan masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengerti bahwa sampah itu menyimpan potensi besar untuk diolah dan bahkan dapat mendatangkan keuntungan ekonomis.
Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh sebuah kota, maka ide pengelolaan sampah bersama dari daerah/kota yang saling berdekatan makin banyak mendapat perhatian di Indonesia. Permasalahan pengelolaan sampah dalam struktur daerah/kota sebagai aglomerasi kota-kota di wilayah administrasi yang berbeda, perlu penanganan melalui kerjasama lintas daerah/kota. Hal yang mendesak dalam pelaksanaan kerjasama adalah di bidang pengelolaan sampah.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Makassar, Prof. Dr. H. Abd. Wahid Wahab, M.Sc (Selaku Dosen Unhas), Yayasan Pendidikan dan Lingkungan Hidup Makassar, PT. Bakti Indonesia Bandung, TVRI, Radio Savana, Dinas Kebersihan Kabupaten Gowa meluncurkan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Tahun 2007.

B. PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Tahun 2007 ini dimaksudkan untuk mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup. Untuk mewujudkan tujuan program ini maka dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan serta kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Melalui program ini dilakukan 2 (dua) kegiatan dengan hasil sebagai berikut:

1. Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan
Dalam upaya peningkatan keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan lebih khusus lagi pada pengelolaan persampahan, maka Bapedalda Provinsi Sulawasi Selatan sebagai instansi yang terkait langsung dengan masalah tersebut melakukan kegiatan dalam bentuk Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan bertempat di Baruga Prof. Fahruddin Kompleks Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Bappedalda Provinsi Sulawesi Selatan yang diikuti oleh 55 orang peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga, yayasan peduli pemulung, sejumlah LSM, dan Guru.
Selain daripada itu dalam kegiatan sosialisasi ini dilakukan kunjungan lapangan di Kassi-Kassi dan diberikan mesin cacah pengomposan untuk skala rumah tangga, tempat pengomposan, tempat sampah plastik dan dapur Sosialisasi ini juga ditayangkan di TVRI dan Radio Savana.

2. Monitoring, Evaluasi, Dan Pelaporan Pengelolaan Persampahan
Kegiatan ini diarahkan untuk melakukan kajian tentang pengelolaan persampahan di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Kajian ini dilaksanakan dalam bentuk pengumpulan data dan informasi sekaligus sebagai langkah awal menuju sistem pengelolaan sampah secara terpadu dengan mengandalkan masyarakat sebagai pelaksana kegiatan lapangan.
Berbagai data dan informasi telah didapatkan antara lain keberadaan sebanyak 187 kontainer dan beberapa TPS di Makassar yang terdistribusi pada semua kecamatan walaupun jumlahnya tidak merata. Selain daripada itu alat angkut yang digunakan sudah cukup tua dengan tenaga kerja yang juga terbatas. Sedangkan untuk kabupaten Gowa keberadaan container hanya ada 15 buah ditambah 70 TPS yang tersebar pada beberapa kecamatan yang merupakan daerah pelayanan sampah dari Dinas Kebersihan Kabupaten Gowa.
Angkutan sampah juga dikaji untuk melihat efektivitas angkutan mulai dari pengambilan sampah di TPS/Konteiner, rumah penduduk atau instansi samapi ke TPA Caddika maupun Tamangappa.
Data dan informasi ini dipetakan pada masing-masing peta dasar Kabupaten Gowa dan Kota Makassar sebagai bahan referensi untuk pengambilan kebijakan dalam pengelolaan sampah yang lebih baik untuk waktu-waktu mendatang.

C. TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
 Adapun tujuan Kegiatan sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan yang ingin dicapai yaitu :
Sebagai gambaran awal untuk masyarakat bagaimana mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
 Adapun tujuan kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan dari program ini yaitu :
Untuk melakukan kajian tentang pengelolaan persampahan di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Kajian ini dilaksanakan dalam bentuk pengumpulan data dan informasi sekaligus sebagai langkah awal menuju sistem pengelolaan sampah secara terpadu dengan mengandalkan masyarakat sebagai pelaksana kegiatan lapangan.

D. PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan merupakan program yang mengandalkan kerja sama yang baik dari berbagai elemen baik itu sektor swasta, media, LSM, pemerintah lokal dan masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut dan dilihat dari teknis pelaksanaan program, maka Public Private Partnership (PPP) yang digunakan adalah Community Based Provision (CBP).
Community Based Provision (CBP) adalah salah satu jenis kerjasama yang berbasis masyarakat. Maksudnya, dalam proses pelaksanaan kegiatan yang menggunakan jenis kerjasama ini melibatkan anggota masyarakat dimana pemerintah, swasta dan pihak lain sebagai penyedia modal dan pembuat konsep (Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Makassar, Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel), PT. Bakti Indonesia Bandung, dan Dinas Kebersihan Kabupaten Gowa). Jadi masyarakat memiliki peranan dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah ataupun swasta. Pihak-pihak yang terlibat dalam kerjasama ini (pemerintah, pihak swasta dan masyarakat) memiliki peran masing-masing dan saling memiliki keterikatan guna mencapai tujuan yang telah disepakati.

E. ORGANISASI MITRA YANG TERLIBAT

 Organisasi mitra dan Instansi yang terlibat dalam Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yaitu:
1. Kementrian Lingkungan Hidup , Jakarta
2. Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Makassar
3. Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel)
4. Prof. Dr. H. Abd. Wahid Wahab, M.Sc (Selaku Dosen Unhas)
5. Yayasan Pendidikan dan Lingkungan Hidup Makassar
6. PT. Bakti Indonesia Bandung
7. TVRI
8. Radio Savana
9. Dinas Kebersihan Kabupaten Gowa
10. Masyarakat

F. PERANAN MITRA YANG TERLIBAT

Peran-peran dari setiap organisasi dan instansi yang terlibat adalah :

a. Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan
1. Kementrian Lingkungan Hidup , Jakarta
Berperan sebagai: Pengelola kebijakan Negara
2. Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel)
Berperan sebagai Fasilitator kegiatan, pengelola kebijakan dalam lingkup Provinsi Sulsel, dan selaku Penyandang Dana kegiatan.
3. Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Makassar
Berperan sebagai: Pengelola kebijakan dalam lingkup kota Makassar sekaligus sebagai Penyandang Dana
4. Prof. Dr. H. Abd. Wahid Wahab, M.Sc (Selaku Dosen Unhas)
Berperan dalam pelatihan proses analisis limbah B-3 dalam rumah tangga.
5. Yayasan Pendidikan dan Lingkungan Hidup Makassar
Berperan dalam proses pelatihan daur ulang kertas dan 3R
6. PT. Bakti Indonesia Bandung
Berperan dalam proses pelatihan penerapan teknologi pengomposan sekaligus Penyandang dana kegiatan
7. TVRI
Berperan dalam penayangan kegiatan di media elektronik
8. Radio Savana
Berperan dalam penayangan kegiatan di media elektronik
9. Masyarakat
Berperan sebagai pelaksana kegiatan-kegiatan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
b. Kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Pengelolaan Persampahan
1. Kementrian Lingkungan Hidup , Jakarta
Berperan sebagai: Pengelola kebijakan Negara
2. Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel)
Pengelola kebijakan dalam lingkup Provinsi Sulsel, dan Penyandang Dana kegiatan.
3. Dinas Kebersihan Kota Makassar
Berperan sebagai Fasilitator kegiatan, Pengelola kebijakan dalam lingkup kota Makassar, dan Penyandang Dana
4. Dinas Kebersihan Kabupaten Gowa
Berperan sebagai Pengelola kebijakan dalam lingkup Kabupaten Gowa, dan Penyandang Dana
5. Masyarakat
Berperan sebagai pelaksana kegiatan-kegiatan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

G. JANGKA WAKTU KERJASAMA
Kerjasama Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan berlaku sejak ditandatanganinya kontrak perjanjian yaitu akhir Desember 2007 sampai Januari 2009.

H. KENDALA DAN PENANGGULANNYA

Kendala yang ditemui pada pelaksanaan kegiatan ini adalah:
a. Sulitnya mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan sosialisasi dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di Hari kerja.
b. Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah secara mandiri masih sangat rendah. Kebanyakan masih belum tahu dan enggan melakukan proses pemisahan sampah , reduksi, dan pemakaian ulang.
c. Masyarakat umumnya masih mengeluh atas rendahnya pelayanan dan mereka bersedia membayar lebih apabila pelayanan ditingkatkan. Tingkat pelayanan berhubungan erat dengan keterbatasan armada dan kualitas armada pengangkut, serta ketekunan para pengangkut sampah.

Penanggulangannya:
a. Perlu dilakukan sosialisasi seperti kegiatan ini secara berkesinambungan dan dalam waktu yang tepat (bukan hari kerja, misalnya sabtu atau minggu) sehingga sedikit demi sedikit mampu mengubah perilaku sebagian masyarakat di dalam pola pengelolaan sampah.
b. Sebaiknya dilakukan modifikasi letak dan kuantitas kontainer untuk memperpendek jarak angkut dan sekaligus menurunkan biaya operasional armada pengangkutan sampah.


I. KESINAMBUNGAN DAN TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Sebenarnya program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan juga merupakan salah satu program lanjutan dari Gerakan Makassar Bersih yang dicanangkan oleh pemerintah kota Makassar 2004 silam namun dalam pelaksanaannya telah merambat luas setelah adanya kerja sama antara Pemerintah Kota Makassar, Pemprov Sulsel dalam hal ini BLHD provinsi dan Pemerintah daerah Gowa yang melibatkan warga daerah masing-masing.
Adapun tingkat keberhasilan program ini baru mencapai taraf dimana masyarakat mulai menggalakkan proses pemisahan sampah, reduksi, dan pemakaian ulang di daerahnya masing-masing. Namun jika dipantau secara terus menerus maka dapat dimungkinkan Provinsi Sulsel akan mampu menjadi salah satu lumbung sistem pengelolaan sampah secara terpadu yang lebih modern dan efisien.
J. PENUTUP
 KESIMPULAN
• Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Tahun 2007 ini dimaksudkan untuk mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup. Untuk mewujudkan tujuan program ini maka dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan serta kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
• Kegiatan ini merupakan salah satu program yang memanfaatkan sinergi dari berbagai elemen baik itu sektor swasta, media, LSM, pemerintah lokal dan yang paling penting komponen masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka Public Private Partnership (PPP) yang digunakan adalah Community Based Provision (CBP).
 Organisasi mitra dan Instansi yang terlibat dalam Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yaitu:
1. Kementrian Lingkungan Hidup , Jakarta
2. Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Makassar
3. Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel)
4. Prof. Dr. H. Abd. Wahid Wahab, M.Sc (Selaku Dosen Unhas)
5. Yayasan Pendidikan dan Lingkungan Hidup Makassar
6. PT. Bakti Indonesia Bandung
7. TVRI
8. Radio Savana
9. Dinas Kebersihan Kabupaten Gowa
10. Masyarakat
 SARAN
Pemerintah harus terus melakukan monitoring terhadap perkembangan di masyarakt mengenai Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan ini.
Masyarakat juga harus selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, karena untuk mewujudkan mimpi besar ini dibutuhkan partisipasi lebih banyak pihak.

DAFTAR PUSTAKA

http://sumapapua.menlh.go.id/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=45&Itemid=84

Asrulhoesein. 2010. Masalah Sampah dan Lingkungan Perkotaan. http://www.kompas.com. Diakses tanggal 19 Mei 2010

Taringan, Lina. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara

Anonim. 2009. Makassar Merintis Jalan Menuju Adipura. Makassar

http://www.firmandena.blogspot.com, Diakses tanggal 19 Mei 2010

Ringkasan eksekutif. Bantuan Teknis Perencanaan TPA Regional MAMMINASATA (Makassar,Maros, Sungguminasa, dan Takalar).pdf, diakses tanggal 19 Mei 2010

110 comments:

Anonymous said...

HALIJA BUGIS(K11108536)KLP 9
Seiring dengan proses globalisasi, kita melihat bahwa perkembangan kota-kota di
Indonesia tidak dapat terlepas dari perkembangan ekonomi global, dengan demikian perlu
kiranya diantisipasi bahwa pola perkembangan kota-kota di Indonesia akan
terpengaruh/dipengaruhi oleh situasi dan kondisi global.
PERTANYAAN bagaimana Efek baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada perkembangan
kota-kota besar di indonesia......
makasih......

ai said...
This comment has been removed by the author.
ai said...

BISMILLAH
COMMENT ke2 MEN,,

MUH. NUR AIDIL
K11108977
klpk 7

yang saya ingin tanyakan adalah
mengenai pemonitoring lebih lanjut mengenai kerjasama tersebut,
sudah sejauh mana pihak-pihak yang terkait memonitoring program ini?
dan bila dilihat waktu kerjasama dalam program ini telah berakhir,

saya cuma ragu akan adanya pemonitoringan tersebut, jangan sampai karena waktu kerja sama telah usai sehingga apa yang telah dicanangkan terbengkalai begitu saja,

itu saja,, sekian

DEDDY ALIF UTAMA said...

Deddy Alif Utama (klp 3) K11108274

Thanx 4 komennya

Pertanyaan, HALIJA BUGIS:
Seiring dengan proses globalisasi, kita melihat bahwa perkembangan kota-kota di
Indonesia tidak dapat terlepas dari perkembangan ekonomi global, dengan demikian perlu
kiranya diantisipasi bahwa pola perkembangan kota-kota di Indonesia akan
terpengaruh/dipengaruhi oleh situasi dan kondisi global.
PERTANYAAN bagaimana Efek baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada perkembangan
kota-kota besar di indonesia:

Jawaban: Dalam Hal pengelolaan sampah tentunya tidak terlepas dari perkembangan kondisi global terutama dari segi ekonomi. Adapun dampak langsung dari ekonomi global pada program pengelolaan persampahan seperti ini adalah daerah-daerah yang mampu mengelola sampahnya secara terpadu dan menjadikannya sebagai salah satu mata pencaharian tentunya akan mampu sedikit demi sedikit mengangkat derajat ekonomi dirinya sendiri dan tidak tergantung lagi terhadap pemberian orang lain ataupun menunggu uluran tangan pemerintah..

dampak tidak langsung dalam hal ini pendapatan perkapita masyarakat..nah jika pendapatan perkapita masyarakat di suatu daerah tinggi maka secara tidak langsung akan mampu mengangkat derajat ekonomi daerahnya.. Pembangunan daerahnya juga akan mampu terlaksana dengan baik

Syukran..

DEDDY ALIF UTAMA said...

Deddy Alif Utama (klp 3) K11108274

Thanx 4 komennya..

Pertanyaan MUH. NUR AIDIL:

Yah sungguh sangat ironis memang jika membicarakan masalah monitoring.. namun dalam hal ini pihak-pihak seperti Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel) Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Makassar, dan Dinas Kebersihan Kabupaten Gowa melaksanakan kegiatan monitoring yang baik cuma pada saat kegiatan berlangsung sampai pada akhir kerja sama.tanpa adanya tindak lanjut.. namun demikian khusus untuk daerah makassar tetap masih berjalan monitoringnya karena sudah ada kegiatan lain seperti MGC(MAkassar Green And Clean) yang ikut berpartisipasi dalam usaha melestarikan lingkungan Kota Makassar..

Syukran

adHI said...

AKHMAD RIYADI (K11108353)KLP 2

Klo dilihat tingkat keberhasilan program ini baru mencapai taraf dimana masyarakat mulai menggalakkan proses pemisahan sampah, reduksi, dan pemakaian ulang di daerahnya masing-masing, tetapi program ini sudah berakhir. Bagaimana dengan sistem pengolahan persampahannya apakah sudah berjalan lancar dan terpadu???

dan bagaimana dengan tujuan awal dari program ini yaitu untuk mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup, apakah sudah ada hasilnya terhadap lingkungan?? dan apakah program ini akan dilanjutkan karena masih ada tujuan dari program ini yang belum tercapai???

Trims..!!!!

Andi Tilka Muftiah R said...

Andi Tilka Muftiah R (K11108286)/KLP.4
Yang ingin saya tanyakan di sini adalah peran Kementrian Lingkungan Hidup. di sini dalam makalah Anda, peran serta Kementrian Lingkungan Hidup dalam program pengembangan kinerja pengelolaan sampah adalah sebagai PENGELOLA KEBIJAKAN NEGARA. padahal yang saya ketahui, Kementrian LH berperan sebagai donatur atau pemberi dana dalam pelaksanaan program kegiatan ini. karena kebetulan saya dari kelompok 4 (Kelompok BLHD Kota Makassar), pihak yang terlibat dalam salah satu program kegiatan BLHD kota Mks juga Kementrian LH yang berperan sebagai pihak pemerintah yang menyediakan dana.
So,, yang jadi penyedia dana siapa??

And the last,, program apa saja yang dicanangkan oleh BLHD Provinsi SulSel, selain program yang Anda angkat ini???

Thank U, klp.3...

ai said...

MUH NUR AIDIL
K11108977
kelompok 7

makasih atas jawaban dari pertanyaan sebelumnya,

sangat disayangkan pada program ini tidak ada tindak lanjut yang dicanangkan. kami harap sebaiknya di daerah-daerah yang lain perlu diadakannya kegiatan- kegiatan sebagai wujud tindak lanjut kegiatan sebelumnnya seperti Program MGC yang diadakan oleh BLHD Provinsi.

pertanyaan saya selanjutnya ialah,
sudah sejauh mana pemerintah mengubah paradigma atau Persepsi negatif masyarakat yang menganggap bahwa eksistensi dari suatu TPA hanya sebagai tempat pembuangan sampah tanpa ada upaya proteksi terhadap lingkungan?


sekian
syukran

Anonymous said...

weldhy/K11108322
yang saya dapat dari postingan anda ini kayanya kebnyakan programnya berupa sosialisasi ...dan menurut saya hal ini masi kurang efektif ,knapa dalam program ini tidak juga disertakan bentuk lain program misalnya pelatihan-pelatihan mis pelatihan daur ulang krna menurut saya hal itu lebih menarik bagi masyarakat dripada bentuk2 sosialisasi ...bagaiman tanggapan anda??? makasih

Nisa said...

Nurul Hairunnisa A/K11108258/klp 2
Dalam kegiatan pengelolaan sampah yang menggerakkan masyarakat tentu akan ada kegiatan daur ulang sampah menjadi barang yang lebih bernilai ekonomi. jadi dalm han ini, bisakah klp Anda menjelaskan kegiatan adaur ulang apa saja yang telah dilakukan masyarakat yang terlinat dalam program ini?

Nisa said...

Nurul Hairunnisa A/K11108258/klp 2
sebagai hasil dari kegiatan program pemberdayaan masyarakat ini, tentu harus ada keuntungan langsung yang diperoleh masyarakat. jadi, adakah tempat pemasaran yang disediakan oleh pemerintah untuk memasarkan produk dari pengelolaan persampahan ini? kalo ada tolong dijelaskan ya...
terima kasih

Anonymous said...

Fuji Zulviana (K11108954/KLP.10)

Menurut kelompok Anda, apakh Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yang dilakukan BLHD Kota Makassar sudah terlaksana dengan baik ?????
Tolonng dijelaskan...
makasihhh.....^^

Anonymous said...

Fuji Zulviana (K11108954/KLP.10)

Dalam makalh kelompok, yang berperan sebagai fasilitator kegiatan dan pengelolla kebijakan adalah Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel, yang mau saya tanyakan, apa-apa saja fasilitas yang telah disediakan untuk mencapai tujuan n sasaran yg diharapkan ???????

Anonymous said...

halija bugis (k11108536)klp 9

Trimakasih atas jawabannya…
Saya tanggapi sedikit Sejalan dengan perkembangannya baik tingkat pertumbuhan ekonomi, peningkatan penduduk dengan data jumlah penduduk perkotaan di Indonesia. bagaimana implikasi anda dengan meningkatnya tekanan pada pemanfaatan ruang kota seperti pembangunan prasarana dan sarana di Kota-kota besar, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus dan diberikan perhatian yang lebih besar terhadap perlindungan lingkungannya.

Anonymous said...

Iin Mutmainnah (K11108970)kel.1
KEL.3 PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Dalam makalah anda dijelaskan bahwa kendala yang dihadapi dalam pengembanagan kinerja pengelolaan persampahan adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah, dan yang menjadi solusi yang anda terapkan dalam makalah anda adalah mengadakan sosialisasi. Yang jadi pertanyaan saya adalah bagaimana jika masyarakat yang sudah diberikan sosialisasi tersebut belum juga sadar, apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tersebut tentang pentingnya pengelolaan sampah?????
thanks

Anonymous said...

Syahrin Gailea,K11109523.Klpk 2.
Sejaumanakah Sosialisasi,monitoring dan pelaporan mengenai program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan yang rencanakan oleh pemerintah sehingga masih belum ada kesadaran dari manusia tentang sampah-sampah yang dapat mengancam kesehatan manusia.

FAJRIANI YAHYA said...

FAJRIANI YAHYA/K11108303/KLP 6

pada makalah ini dijelaskan bahwa jangka waktu kerjasama PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN hanya sampai pada bulan januari 2009....
yang ingin saya tanyakan,,apakah program ini masih berlanjut sampai skrng atau hanya sampai pada batas waktu perjanjian saja (januari 2009)???

trims....wassalam...^^

Tugas Partnership said...

damayanti sima sima sohilauw (K111095290)

than's 4 comment dan p'tanyaan yg udh di berikan

Pertanyaan:

Fuji Zulviana (K11108954/KLP.10)
Menurut kelompok Anda, apakh Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yang dilakukan BLHD Kota Makassar sudah terlaksana dengan baik ?????
Tolonng dijelaskan...

Jawab :
neng fuji cm mau klarifikasi bukan BLKD kota makassar. tetapi BLHD provinsi sulawesi selatan. menurut saya, program pengembangan kinerja yang dilaksanakan oleh BLHD Provinsi sulawesi selatan merupakan solusi yang baik dan pelaksanaan cukup baik, namun kurang maksimal dalam penerapannya.. hal ini dikarenakan kurang adanya monitoring yang lebih lanjut setelah waktu kerja sama selesai.. sehingga pelaksanaanx seperti diabaikan..
namun jika hal ini di perhatikan dan mendapat perhatian lanjur maka pelaksanaannya tidak akan menjadi sia2.

thank's
thank's ya ^_^

Tugas Partnership said...

damayanti sima sima sohilauw (K111095290)

pertanyaan :
Fuji Zulviana (K11108954/KLP.10)
Dalam makalh kelompok, yang berperan sebagai fasilitator kegiatan dan pengelolla kebijakan adalah Pemprov Sulsel dalam hal ini Balai Lingkungan Hidup Daerah Sulsel (BLHD Sulsel, yang mau saya tanyakan, apa-apa saja fasilitas yang telah disediakan untuk mencapai tujuan n sasaran yg diharapkan ???????

jawab :
fasilitas2 yag telah di sediakan yaitu berupa alat pengangkut sampah di tiap2 daerah. yang bertugas untuk mengengkut sampah dari tiap2 daerah untuk di bawa ke TPA..
selain itu juga telah dilaksanakan kontener2 pengumpul sampah untuk mempermudah pengangkutannya nnti.

thank's ya ^_^

Tugas Partnership said...

damayanti sima sima sohilauw (K111095290)

pertanyaan :
Syahrin Gailea,K11109523.Klpk 2.
Sejaumanakah Sosialisasi,monitoring dan pelaporan mengenai program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan yang rencanakan oleh pemerintah sehingga masih belum ada kesadaran dari manusia tentang sampah-sampah yang dapat mengancam kesehatan manusia.

jawab:
pemerintah sudh banyak menjalankan program2 yang mengacu kepada lingkungan,, namun banyak dari masyarakat yang mengerti akan pentingnya lingkungan tidak mau atau malas untuk mensukseskan program tersebut. atau juga ada masyarakat yang tidak tau n tidak mau untuk tau tentang pentingnya lingkuangan.. bukan hanya program pemerintah yang perlu di perhatikan kesuksesannya tetapi juga penerapannya di dalam masyarakat yaitu dengan menanamkan kesadaran masyarakat akan pentinganya lingkungan.

thank's ya ^_^

Anonymous said...

Khaerunnisaa' Thahir/k111109525klpk 8
Apakah ada kaitan antara meningkatnya jumlah volume sampah dengan global warming??

Anonymous said...

Abdul rahim mangiri/k11108280/klmpk4
Apa yang menjadi pertimbangan kelompok anda sehingga memaparkan masalah kinerja persampahan, padahal menurut saya program ini justru lebih terfokus untuk Dinas Kebersihan kota makassar????

yunita manda sari said...

yunita manda sari/k11108019/klp 8
mengapa dalam kegiatan sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, dinas kebersihan kabupaten gowa tidak ikut terlibat? Padahal dinas tersebut merupakan salah satu instansi pemerintah daerah.

trims...

yunita manda sari said...

yunita manda sari/k11108019/klp 8
bagaimana keberlanjutan dari program ini?

Anonymous said...

Masita Wiyata K11108861 kel.6
Untuk mewujudkan tujuan program ini maka dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan serta kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Kegitan monitoring seperti apa yang dilakukan oleh pihak instansi yang terkait??

Anonymous said...

Irdawati Sunti/K11108883/klmp 10.
Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah secara mandiri masih sangat rendah. Kebanyakan masih belum tahu dan enggan melakukan proses pemisahan sampah , reduksi, dan pemakaian ulang.tindakan apa yang di lakukan oleh instansi-instansi terkait agar masyarakat dapat menyadari bahwa pengolahan sampah secara mandiri itu sangat penting...?

murni said...

ANDI MURNI AP (K11108302) KELOMPOK 5

Menanggapi makalah dari kelompok 3 mengenai pengolahan sampah. dikatakan bahwa " tingkat keberhasilan program ini baru mencapai taraf dimana masyarakat mulai menggalakkan proses pemisahan sampah, reduksi, dan pemakaian ulang di daerahnya masing-masing" . tetapi di masyarkat kita lihat adanya fasilitas tempat sampah basah dan t4 sampah kering malah tdk dimanfaatkan oleh masyarakat bahkan tdk tdk jarang t4 smpah tsb dirusak. Jadi, menurut saya program ini dikatakan msh blm berhasil.

murni said...

Andi Murni AP (K11108302) kelompok 5

Kegiatan dalam program ini salah satunya adalah kegiatan sosialisasi, yang ingin saya tanyakan adalah berapa kali kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan? yang saya tangkap dr makalah anda sosialisasi hanya dilaksanakan 1 kali, dan menurut saya sosialisasi untuk mengubah prilaku dan menambah wawasan masyarakat ttg pengolahan sampah tidak cukup hanya satu kali saja, perubahan poal pikir dan prilaku itu sangat sulit untuk dirubah. bagaiman menurut anda dengan hal tsb...

dalam kegiatan sosialisasi, yayasan peduli pemulung juga diikutsertakan sebagi peserta. apakah tidak ada kerjasama dengan pihak tersebut, padahal yayasan ini jg dpt dikatakan memiliki pengaruh terhadap pemulung dimana pemulung berhubungan langsung dengan sampah (pengolahan sampah masyarakat ).

Terakhir, apakah tidak ada sosialisasi ataupun pemberdayaan terhadap para pemulung sebagai bagian dr masyarakat yg juga sangat berpengaruh terhadap sampah di masyarakat

Anonymous said...

Untuk pertanyaan Ahkmad Riyadi:

Perlu diketahui bahwa dlm hal ini pemerintah Prov.Sulsel Baru mulai menggalakkan program seprti ini di daerahnya. Karena proyek ini merupakan salah satu tindak lanjut dari program Pemerintah Kota Makassar yaitu Gerakan Makassar Bersih. kalau dilihat dalam sistem pengelolaan sampahnya. Awalnya sudah cukup baik karena merata di daerah Makassar dan Gowa.. Namun seiring berjalannya wktu, pengelolaan persampahan yang baik hanya berada di Kota makassar hal ini dikarenakan di Kota makassar sudah ada program lnjutan yaitu MGC. sedangkan di Gowa belum ada program serupa.

Pertanyaan ke-2, untuk dampaknya secara langsung terhadap lingkungan
saat ini sudah ada, yaitu seperti contoh di TPA Mamminasata, dimana sampah yang tadinya berhamburan di sekitar lingkungan daerah tersebut termasuk Mencemari daerah sungai Je'neberang kini sudah lebih bersih kembali.. Sampai saat ini program ini sudah tidak dilanjutkan karena sudah ada program lain khususnya untuk daerah makassar..

Deddy Alif Utama said...

untuk jawaban Akhmad Riyadi: oleh Deddy Alif Utama (k11108274) Klp 3

Anonymous said...

Weldhy/K11108322/klp 8

bagaimana kalau misalnya sosialisasi terhadap masyarakat sudah dilaksanakan namun pemerintah sendiri yang kurang menyediakan pengelolaan persampahan misalnya masih banyak truk sampah yang belum beroperasi di tempat2 tertentu ...percuma saja saya rasa arusnya pemerintah juga memperhatikan hal-hal seperti ini...bagaimana pendapat anda???
tq

Deddy Alif Utama said...

Deddy ALif Utama(K11108274)Klp 3

Untuk Pertanyaan A. Tilka Muftiah R:
Khusus untuk program ini. Kementrian LH mendelegasikan segala urusan yang memenyangkut program ini termasuk Urusan pendanaan kepada pihak BLHD Provinsi Sulsel. Hal ini sejalan dengan asas Otonomi (desentralisasi). Jadi, yang menjadi penyedia dana disini tetap dari pihak BLHD.


Program lain selain program ini adalah:Program Pengendalian pencemaran dan Pengerusakan Lingkungan Hidup, Program Perlindungan dan Konservasi SDA, Program rehabilitasi dan pemulihan sumber daya Alam, dll

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) Klp 3

Untuk pErtanyaan aIDIL yg ke 2:

Untuk hal ini Pemerintah berusaha mengubah paradigma masyarakat melalui Pengembangan kegiatan-kegiatan seperti Sosialisasi persampahan dan kegiatan lain berupa proses pemisahan sampah, reduksi, dan pemakaian ulang di daerahnya masing-masing. Namun dilaksanakan dalam jangka waktu yang sangat terbatas Sehingga untuk upaya proteksi terhadap lingkungan bisa dikatakan blm maksimal. Namun jika dipantau secara terus menerus maka dapat dimungkinkan Provinsi Sulsel akan mampu menjadi salah satu lumbung sistem pengelolaan sampah secara terpadu yang lebih modern dan efisien.

Anonymous said...

M FADLY KALIKY (K11109518) KLP-9
PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
apa keuntungan dan kerugian atas kerja sama pemerintah dengan swasta? apa tingkat keberhasilan dari program ini. karena dilihat dari kebersihan kota makasar belum memadai kata kasarnya pemerintah tidak berhasil. terima kasih.......

Anonymous said...

Awaludin Yusran Ely/K11109516/Klp 8
Untuk kelompok 3, dalam program pengembangan kinerja pengelolaan sampah di kota makassar saya nilai tidak berhasil ini dikarenakan masih banyaknya tumpukan sampah yang masih ada di pemukiman-pemukiman penduduk dan juga sewaktu hujan masih banyak badan jalan yang tergenang air dikarenakan sistem drainasenya tersumbat oleh sampah. Contohnya di area pemukiman sahabat di samping kampus Universitas Hassanuddin dengan masih banyaknya sampah yang berserakan di pingir jalan dan tanah yang belum dibangun perumahan. Apakah ini sengaja dibiarkan oleh pemerintah Kota Makassar atau memang perilaku dari masyarakat yang belum paham dengan efek yang ditimbulkan oleh sampah?

Anonymous said...

Amina_K11108932-kelompok 9

Kenapa dalam menjalin kerja sama program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan hanya berlaku selama 2007-2009? Apakah masih ada tindak lanjut ditahun berikutnya? Kalau memang ada, apa yang menjadi tindak lanjut dan menjadi hal yang mendasar dalam program tersebut ditahun berikiutnya?


thanks

sulviani said...

SULVIANI/K11108277/KELOMPOK 3

Pertanyaan Irdawati Sunti
untuk menyadarkan masyarakat yang memiliki karakteristik beragam memang merupakan suatu tantangan yang cukup berat dalam proses pelaksanaan proyek ini. Oleh karena itu pihak-pihak yang terkait telah melakukan upaya untuk menanggulangi hal tersebut, seperti penyuluhan dan kegiatan sosialisasi yang dilakukan secara berkesinambungan dan dalam waktu yang tepat (bukan hari kerja, misalnya sabtu atau minggu) sehingga sedikit demi sedikit mampu mengubah perilaku sebagian masyarakat di dalam pola pengelolaan sampah.

imha said...

FATIMAH ZUCHRAH (K111 08878)
KELOMPOK 7

Apakah kerja sama ini telah di perpanjang masa kontraknya hingga saat ini atau telah berakhir?dan apabila kontraknya masih diperpanjang,apakah ada perbaikan-perbaikan atau pengembangan-pengembangan pada program-program dalam kerjasama tersebut?

sulviani said...

SULVIANI/K11108277/KELOMPOK 3

untuk pertanyaan Masita Wiyata
bentuk kegiatan monitoring yang dilakukan dalm kerjasama ini adalah pengumpulan data dan informasi sekaligus sebagai langkah awal menuju sistem pengelolaan sampah secara terpadu dengan mengandalkan masyarakat sebagai pelaksana kegiatan lapangan.

sulviani said...

SULVIANI/K11108277/KLMPK 3

Untuk pertanyaan Saudara Weldhy
sebenarnya penyuluhan itu merupakan salah satu jenis kegiatan sosialisasi. Dalam kegiatan ini, para ibu rumah tangga diberikan penyuluhan tentang bagaimana mengolah sampah, salah satunya itu melalui daur ulang.

Tugas Partnership said...

ROBO RAHANYAMTEL K11109521 KELOMPK 10.PERTANYAAN BUAT KELPK. 3.
1. Dalam penjelasan di atas bahwa jumlah konteiner pada wilayah kota makassar maupun kab.gowa sangat terbatas, apa yang di lakukan teman2 sebagai seorang saniter jika wilayah tempat tinggal teman2 tidak ada konteiner sebagai tempat penampungan sementara.
2. Tolong di jelaskan bagaimana sistim pengolahan akhir sampah yang ada di TPA Caddika dan Tamangapa serta kelebihan dan kekurangannya ????? terima kasih..

Anonymous said...

Rahmawati/K11108362/KLP1
Dalam kelompok anda disebutkan bahwa terdapat kendala2 salah satunya yaitu terkendala dalam hal partisipasi masyarakat.Apakah tidak ada penyuluhan atau kegitan lain yang di lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

nashinda said...

NASHINDA SEAGITA_K111 08 314
Di Kota Makassar, pembuangan kotoran dan air limbah dialrkan ke saluran kota (kanal) dan sungai yang salah satu fungsinya adalah sebagai sarana pembuangan limbah dimana limbah tersebut biasanya bermuara di laut. yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara pihak BLHD dalam mengupayakan saluran kota(kanal) dan sungai bukan lagi sebagai sarana pembuangan limbah karena seperti yang kita ketahui sungai dan kanal itu merupakan salah satu sumber air baku
mksh,,,

Anonymous said...

Rahmawati?K11108362/klp1
saya ingin menyakan bagaimana keberlanjutan kerjasama ini?apakah berlanjut atau berhenti begitu saja

Dalam program inikan di lakukan sosialisasi,monitoring dan pelaporan.apakah hal tersebut efektif atau tidak.sedangkan kenyataannya tidak ada perubahan yang signifikan baik dari masyarakat maupun jumlah sampah yang berrserakan di pinggir jalan di kota makassar

nashida said...

NASHINDA SEAGITA_K111 08 314
bisa kah anda menjelaskan mksd dr sanitary landfill? dan apakah penerapan sanitary landfill ini sudah terlaksana?? dan apakh wujud dr penerapan sanitary landfill ini? jelaskan?

sulviani said...

Sulviani/K11108277/klmpk 3

jawaban untk Pertanyaan Khaerunnisaa' Thahir

sampah mempunyai kontribusi besar terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca. karena penumpukan sampah tanpa diolah akan melepaskan gas metana(CH4). Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50kg gas metana. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat, diperkirakan sampah yang dihasilkan sekitar 500 juta kg/ hari atau 190 ton / tahun .
fakta menunjukkan bahwa sampah adalah salah satu penyumbang gas rumah kaca dalam bentuk CH4 dan CO2 (Karbondioksida).
Pembuangan sampah terbuka (open dumping) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah mengakibatkan sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik dimana menghasilkan gas CH4 (methane), yang mempunyai kekuatan 20 kali lipat dari gas CO2 (yang dihasilkan dari pembakaran sampah).
jadi, penumpukan sampah mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap terjadinya global worming.

Anonymous said...

Riskawati ningsih/k11109524 klmpk 6 untk klmpk 3,dalm program ini sy melht lbh berupa bntk sosialisasi sj pdhal program ini akan lbh efektif lg apabila disertakan dgn pemberian pelatihan/pengetahuan kepada masy bgmn mendaur ulang sampah yg dihasilkan sehari2 baik smph organik maupun anorganik menjadi sesuatu yg bernilai ekonomi misx kt dpt mencnth seperti yg dilakukan oleh masy desa sukunan yg telah berhasil melakukan pengolahan sampah menjd sesuatu yg bernilai ekonomis

nashinda said...

NASHINDA SEAGITA_K111 08 314
seperti pernyataan dari saudari sulviani,,bahwa Pembuangan sampah terbuka (open dumping) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah mengakibatkan sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik dimana menghasilkan gas CH4 (methane), yang mempunyai kekuatan 20 kali lipat dari gas CO2 (yang dihasilkan dari pembakaran sampah). sedangkan TPA adalah salah satu upaya pihak pemerintah dalm pemberdayaan lingkungan

Anonymous said...

Riskawati ningsih/k11109524 klmpk 6..,sy ingn menanggapi jawbn saudri damayanti tentang penyedian fasilitas alat pengangkut sampah,seperti yg kt lihat bhw mbl pengangkt sampah apabl telah melakukan pengamblan smph dr pemukiman menuju ke TPA samph yg ada dlm mbl pengangkut berterbngan dijln n mengeluarkan bau yg busuk shngga mengganggu pengguna jaln.yg sy taxkan fasilitas alat pengangkut sampah yg bgmnkah seharusx disediakan olh dinas kebershn?!?

Tugas Partnership said...

Hidayani/K11109527/klp 7
Pada makalah dikatakan bahwa Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Tahun 2007 ini dimaksudkan untuk mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup. Untuk mewujudkan tujuan program ini maka dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan serta kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Tahun 2007 ini dimaksudkan untuk mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup. Untuk mewujudkan tujuan program ini maka dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan serta kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
yang ingin sy tanyakan disni apakah ada kelebihan dan kekurangan dari kedua program tersebut ???

Fitriani Sudirman_K111 08 251_Klp 1 said...

Daerah mana saja yang menjadi sasaran program ini ? dan mohon kelompok anda menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan program ini ?

Fitriani Sudirman_K11108251_Klp.1 said...

Mengapa pada kegiatan program ini hanya menfokuskan pada 2 kegiatan saja? Yang menurut saya,kedua kegiatan tersebut hanya merupakan tahap awal (sosialisasi) dan tahap akhir (monitoring, evaluasi dan pelaporan ), sementara tahap proses (seperti pemilahan sampah, pendaur ulang dan sebagainya yang berkaitan dengan program ini) dari program ini tidak dipaparkan,..Mohon penjelasannya…terima kasih

Anonymous said...

Ikatul Kadir (K11108363)
untuk pertanyaan Fitriani Sudirman: seperti yang telah disebutkan bahwa program kerjasama ini dalam benruk CBP. sehingga par mitra tidak langsungturun ke lapangan, tetapi hanya memberikan modal serta membuat konsep. sedangkan masyarakat yang melaksanakan kegiatan tersebut.
Terima Kasih

Anonymous said...

TIARA.M.S.PUTIRULAN (K11108541)_KEL.10,,,,

Disebutkan dalam makalah anda, Permasalahan pengelolaan sampah dalam struktur daerah/kota sebagai aglomerasi kota-kota di wilayah administrasi yang berbeda, perlu penanganan melalui kerjasama lintas daerah/kota,,,

Yang ingin saya tanyakan…,,,, penanganan melalui kerjasama lintas daerah atau kota dalam bentuk apa dan seperti apa????
Tolong dijelaskan….
Makasiiihhhh<<<

Anonymous said...

Novita Santicasari Mumin (K11108516)kel 5

dari tujuan yang anda paparkan dalam makalah:
Sebagai gambaran awal untuk masyarakat bagaimana mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup.yang ingin saya tanyakan Apa dampak dari pembangunan sampah terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup????

Anonymous said...

ELSA SAPULETTE_K11108533_Klompok 7

Dalam makalah anda pelaksanaan program ke 2 yaitu Monitoring, Evaluasi, Dan Pelaporan Pengelolaan Persampahan.
Dikatakan disitu bahwa alat angkut yang digunakan sudah cukup tua dengan tenaga kerja yang juga terbatas.
Hal ini membuktikan bahwa perlu adanya perhatian pemerintah dalam menaggulangi masalah tersebut. Nah, bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut.,,,????
makasiiHh,,,!!!

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) Klp 3

Untuk pertanyaan saudari Nurul Hairunnisa Dalam kegiatan pengelolaan sampah yang menggerakkan masyarakat tentu akan ada kegiatan daur ulang sampah menjadi barang yang lebih bernilai ekonomi. jadi dalm han ini, bisakah klp Anda menjelaskan kegiatan adaur ulang apa saja yang telah dilakukan masyarakat yang terlinat dalam program ini?

Jawab: Untuk kegiatan tersebut, sebenarnya sudah dilakukan di TPA Tamangappa(Antang) bntuknya berupa alat2 seperi sandal dari plastik bekas Makanan kecil, celemek dari plastik bekas deterjen, dll.

Anonymous said...

maaf.,,,

saya .,,
ELSA SAPULETTE_K11108533_
bukan klompok 7

tapi,,
kelompok 8
maksih,,,
hehehehe,,,!!!

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) Klp 3

Untuk pertanyaan Nurul Hairunnisa A/K11108258/klp 2
sebagai hasil dari kegiatan program pemberdayaan masyarakat ini, tentu harus ada keuntungan langsung yang diperoleh masyarakat. jadi, adakah tempat pemasaran yang disediakan oleh pemerintah untuk memasarkan produk dari pengelolaan persampahan ini? kalo ada tolong dijelaskan ya...

Jawab: Untuk pemasaran produk. salkah satu contohnya ada di daerah TPA Tamangappa dimana, ada tempat khusus yang di buat untuk mengolah dan memasarkan produk daur ulang hasil dari olahan sampah di TPA tersebut.

Anonymous said...

ELSA SAPULETTE_K11108533_Klompok 8

Dalam makalah anda,, point penanggulangan dikatakan bahwa sebaiknya dilakukan modifikasi letak dan kuantitas kontainer untuk memperpendek jarak angkut dan sekaligus menurunkan biaya operasional armada pengangkutan sampah.
Tolong di jelaskan maksud dari ponit ini,,,!!!!

makasihh,,,!!!

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) klp 3

Untuk pertanyaan saudari Iin Mutmainnah: Dalam makalah anda dijelaskan bahwa kendala yang dihadapi dalam pengembanagan kinerja pengelolaan persampahan adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah, dan yang menjadi solusi yang anda terapkan dalam makalah anda adalah mengadakan sosialisasi. Yang jadi pertanyaan saya adalah bagaimana jika masyarakat yang sudah diberikan sosialisasi tersebut belum juga sadar, apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tersebut tentang pentingnya pengelolaan sampah?????

Jawab: selain sosialisasi. peltihan juga merupakan cara ampuh dalam hal ini. dan Sebenarnya dalam kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan telah ada juga kegiatan pelatihan tentang cara pengomposan pengomposan untuk skala rumah tangga. Hal ini ditunjukkan dengan diberikannya mesin cacah pengomposan untuk daerah Kassi-Kassi

terima kasih

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

Diyah Radhyah
K111 08 911
Kelompok 8
Dalam makalah anda, djelaskan mengenai kendala dan penanggulangan kegiatan pengelolaan persampahan,, salah satunya yaitu keterbatasan armada dan kualitas armada pengangkut. Dengan penanggulannya yaitu menurunkan biaya operasional armada pengangkutan sampah.. menurut anda, apakah kualitas armada pengangkut tersebut sama setelah biaya opersionalnya diturunkan?

Anonymous said...

Masita Wiyata K11108861 kel.6

terima kasis atas jawaban yang diberikan oleh saudari sulviani.

apakah kegiatan monitoring ini sudah berhasil dilaksanakan atau masih ada kendala-kendala yang dihadapi ? kalau masih ada kendala-kendala yang dihadapi apa saja kendala-kendala yang dihadapi ?

Anonymous said...

ASRUDDIN ANUR
K111 08301
KELOMPOK 6
Persepsi masyarakat saat ini mengenai keberadaan TPA pada umumnya masih negatif, jadi masyarakat memandang TPA hanya sebagai upaya membuang sampah tanpa ada upaya proteksi terhadap lingkungan dan upaya-upaya perbaikan lainnya.

yang ingin saya tanyakan,,
bagaimana dampak TPA terhadap kesehatan manusia dan lingkungan serta pengendaliannya????

Anonymous said...

Pertanyaan Asruddin Anur

ANDI EKAWANA AP (K11108849) KLP 3

a)Dampak terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah dan lokasi yang kurang memadai/pembuangan sampah yang kurang terkontrol merupakan tempat yang sangat cocok bagi organisme-organisme dan menarik bagi lalat & anjing, yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
1. Penyakit kolera, diare dan tifus.
2. Penyakit jamur kulit (gatal-gatal)
3. Penyakit cacingan dan cacing hati
4. Sampah beracun

b)Dampak Terhadap Lingkungan
Rembesan cairan sampah yang masuk ke dalam sungai atau drainase dapat mencemari air, dampaknya mengakibatkan berbagai organisme termasuk ikan didalamnya bisa mati sehingga beberapa spesies akan hilang, hal tersebut mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan, hasil penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap (bau busuk), gas ini dalam konsentrasi tinggi bisa memicu terjadinya suatu ledakkan.

Anonymous said...

ASRUDDIN ANUR
K111 O8301
KLP 6

Makasih atas jawabannya, tp perasaan masih ada yang kurang dari pertanyaan saya yaitu masalah pengendalian dari TPA itu sendiri bagaimana ??? tolong jelaskan !!

Anonymous said...

Pertanyaan Asruddin Anur

ANDI EKAWANA AP
K11108849
KELOMPOK 3

Oh..iya mav lupaK..hee..

Klu masalah pengendalian TPA itu sendiri ada 3 cara yaitu:

a.Pengendalian lalat
Perkembangan lalat dapat terjadi dengan cepat yang umumnya disebabkan oleh terlambatnya penutupan sampah dengan tanah sehingga tersedia cukup waktu bagi telur lalat untuk berkembang menjadi larva dan lalat dewasa. Dalam hal lalat telah banyak, dapat dilakukan penyemprotan insektisida dengan menggunakan mistblower. Tersedianya pepohonan dalam hal ini sangat membantu pencegahan penyebaran lalat ke lingkungan luar TPA.

b.Pencegahan kebakaran/asap
Kebakaran atau asap terjadi karena gas metan terlepas tanpa kendali dan bertemu dengan sumber api. Terlepasnya gas metan sangat ditentukan oleh kondisi dan kualitas tanah penutup. Sampah yang tidak tertutup tanah sangat rawan terhadap bahaya kebakaran karena gas tersebar diseluruh permukaan TPA.

c.Pencegahan pencemaran air
Pencemaran air disekitar TPA perlu dilakukan dengan menjaga agar leachate yang dihasilkan di TPA dapat :
1. Terbentuk sesedikit mungkin dengan cara mencegah rembesan air hujan melalui konstruksi drainase dan tanah penutup yang baik.
2.Terkumpul pada kolam pengumpul dengan lancar
3.Diolah dengan baik pada kolam pengolahan yang kualitasnya secara periodic diperiksa.

makasii...

Anonymous said...

Ikratul Kadir (K11108363)
Untuk pertanyaan Elsa Sapulette : peran pemerintah yaitu dengan menyediakan armada baru jika armada yang sudah tua tersebut sama sekali tidak dapat digunakan lagi, tapi jika masih bisa digunakan, maka pemerintah mengeluarkan biaya untuk operasional kendaraan tersebut. untuk kendala SDM yang terbatas, pemerintah dapat menambah jumlahnya, namun terkendala oleh penggajian terhadap pekerja yang ada, sehingga pemerintah harus mengoptimalkan tenaga yang sudah ada, dan jika dianggap perlu maka penambahan pekerja harus dilakukan.

Anonymous said...

Ikratul Kadir (K11108363)
Jawaban untuk pertanyaan Nashinda Seagita : Sanitary landfill Adalah suatu sistem pengelolaan sampah yang mengembangkan lahan cekungan dengan syarat tertentu, antara lain jenis dan porositas tanah. Dasar cekungan pada sistem ini dilapisi geotekstil. Yakni lapisan yang menyerupai plastik yang dapat mencegah peresapan lindi (limbah cair berbahaya) ke dalam tanah.

Di atas lapisan ini dibuat jaringan pipa yang akan mengalirkan lindi ke kolam penampungan. Lindi yang telah melalui instalasi pengolahan baru dapat dibuang ke sungai. Sistem ini juga mensyaratkan sampah diuruk dengan tanah setebal 15 cm tiap kali timbunan yang mencapai ketinggian dua meter.
beberapa pemerintah daerah mengklaim telah melaksanakan program ini, namun kenyataannya mereka hanya menumpuk sampah

muh suryanto hy said...

Muh suryanto Hy
kIII08842/klp6
Kerjasama Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan berlaku sejak ditandatanganinya kontrak perjanjian yaitu akhir Desember 2007 sampai Januari 2009.

yang saya mau tanyakan;
apakah kerja sama yang dilakukan kepada 2 pihak terhenti pada saat masa kontrak habis n bagai mana kelanjutan program kerja tersebuk??

muh suryanto hy said...

muh suryanto hy
k11108842/klp6
pertanyaan ke-2
pertanyaan saya masih berhubungan dengan pertanyaan pertama yaitu;
apa program ini masih berlanjuk sampai sekarang dan bagaimana perkembangannya serta spakah sesuati dengan tujuan yang diharapkan?

pertanyan saya selanjuknya yaitu;
menurut kelompok anda bagaimana bentuk sosiolisasi yang mesti anda lakukan agar masyarakat dapat yakin bahwa proker yang dilakukan untuk kepentingan mereka?

Aisyah Puspitasari (K11108333) said...

Aisyah Puspitasari (K11108333), Kelompok 10.
Dari Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Tahun 2007, kendala apa saja yang dihadapi selama berjalannya program tersebut?

Anonymous said...

fany sari harnum /k11108030/kelompok 9
sampah dimana-mana pasti akan menimbulkan banyak masalah salah satunya sampah rumah tangga. sampah jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan potensi bahaya lingkungan dan kesehatan . pengolahan sampah saat ini lebih pada prinsip "sampah harus dibuang"
pemikiran itu harus diperbaiki menjadi "sampah harus dikelola" dan masyarakat mengalami pergeseran pola pikir tentang penanganan sampah.yang saya tanyakan bagaimanakah upaya dari instasi- instansi yang terkait dalam program ini dalam mengubah paradigma lama menjadi paradigma baru dalam masyarakat????bagaimana menejemen pengolahaan persampahan yang ada di makassar apakah menurut kelompok anda sudah cukup bagus???kalau tidak apa yang perlu di benahi????

Anonymous said...

Ikreatul Kadir (K11108363)
Untuk pertanyaan Aisyah Puspitasari :Kendala yang dihadapi dalam program ini tlah dicantumkan dalam postingan ini, yaitu :
a. Sulitnya mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan sosialisasi dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di Hari kerja.
b. Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah secara mandiri masih sangat rendah. Kebanyakan masih belum tahu dan enggan melakukan proses pemisahan sampah , reduksi, dan pemakaian ulang.
c. Masyarakat umumnya masih mengeluh atas rendahnya pelayanan dan mereka bersedia membayar lebih apabila pelayanan ditingkatkan. Tingkat pelayanan berhubungan erat dengan keterbatasan armada dan kualitas armada pengangkut, serta ketekunan para pengangkut sampah.
terima kasih...r

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) kLP 3

uNTUK pertanyaan pak Syahrin: Adapun tingkat keberhasilan program ini baru mencapai taraf dimana masyarakat MULAI MENGGALAKKAN proses pemisahan sampah, reduksi, dan pemakaian ulang di daerahnya masing-masing.Jadi Masih dimungkinkan adanya kelalaian masyarakat untuk membuang sampah sembarangan ataupun kegiatan lain yang merugikan yang berhubungan dengan sampah. Namun jika kegiatan ini bisa dipantau secara terus menerus maka dapat dimungkinkan Provinsi Sulsel akan mampu menjadi salah satu lumbung sistem pengelolaan sampah secara terpadu yang lebih modern dan efisien.

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) kLP 3

uNTUK pertanyaan saudari Fajriani Yahya: Kerja sama ini cuma sampai batas waktu perjanjian saja (januari 2009)

Syukran..

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274)Klp 3

Untuk Pertanyaan saudara Abdul Rahim: Klp kami memilih program kerja sama ini adalah karena masalah sampah saat ini sudah menjadi masalah yang urgent. hal ini dikarenakan semakin banyak sampah, maka lingkungan akan semakin tercemar. Jika lingkungan tercemar maka akan berdampak lebih luas lagi ke sisi lain kehidupan seperti masalah ekonomi, sosial, dan budaya. nah sekali lagi hal2 yang menyangkut masalh lingkungan disini sangat Erat kaitannya dengan BLHD(Balai Lingkungan Hidup Daerah) walaupun tanpa dipungkiri dinas kebersihan juga memiliki peran yang besar..

anhi^^ said...

Fajriani Yahya/K11108303/Klp 6

terimakasih tas jawaban dari saudara deddy....
Selanjutx pertanyaan sy yg kedua,,apakah tujuan dari program ini secara keseluruhan telah tercapai/sudah telaksana dgn baik sebelum waktu pelaksanaan program ini berakhir???

Trims....wassalam.....^^

Tugas Partnership said...

RIA HASTUTY
K11108869
KELOMPOK 1

dijelaskan di makalah anda, bahwa yang menjadi salah satu kendala di program ini adalah karena "sulitnya mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan sosialisasi dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di Hari kerja."

mengapa kegiatan sosialisasi tidak dilaksanakan pada hari libur saja??
thx

Sulviani said...

SULVIANI/K11108277/KELOMPOK 3

Untuk pertanyaan saudari Ria Hastuty

sebenarnya dalam makalah kami telah dipaparkan upaya untuk menanggulangi hal tersebut, yaitu Perlu dilakukan sosialisasi seperti kegiatan ini secara berkesinambungan dan dalam waktu yang tepat (bukan hari kerja, misalnya sabtu atau minggu) sehingga sedikit demi sedikit mampu mengubah perilaku sebagian masyarakat di dalam pola pengelolaan sampah.

Anonymous said...

Muh.Aripai(k111 08 348)kelompok 10 Dalam mkalah anda tidak dipaparkan hasil monitoring dan evaluasi, yang ingin saya tanyakan bagaimana perubahan/perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat selama dan sesudah diadakannya kegiatan ini.

SULVIANI said...

Sulviani/K11108277/kelompok 3

Untuk pertanyaan Masita Wiyata
terima kasih atas tanggapannya. Proyek kerjasama ini telah berakhir pada januari 2009, artinya kegiatan monitoring tersebut telah terlaksana,.. dan menurut saya dalam setiap kegiatan pasti mengalami berbagai kendala, termasuk dalam kegiatan monitoring ini, seperti sulitnya menyadarkan dan menggerakkan masyarakat untuk terjun ke lapangan.

sulviani said...

Sulviani/K11108277/kelompok 3

Untuk pertanyaan Muh suryanto Hy

salah satu tujuan diadakannya kontrak perjanjian adalah agar pihak-pihak yang bekerjasama dapat mengetahui kapan kerjasama mereka berakhir. dalam makalah kami telah dituliskan bahwa kontak ini selesai pada januari 2009, itu berarti pihak kerjasama antar pihak telah berakhir, adapun untuk kelanjutan dari program ini adalah diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat karena bentuk kerjasama yang dibentuk adalah CBP (Community Based Provision.

Sulviani said...

Sulviani/K11108277/Kelompok 3

Untuk pertanyaan ke 2 dari Fitriani Sudirman
Perlu diketahui bahwa bentuk kerjasama yang dilakukan dalam program ini adalah CBP, dimana masyarakatlah yang berperan aktif dalam menjalankannya. Jadi, pihak-pihak yang terkait dalam program kerjasama ini memang hanya melakukan 2 kegiatan tersebut, kemudian pada tahap prosesnya, seperti pemilahan samapah, daur ulang, dan sebagainya, diserahkan kepada masyarakat.

Anonymous said...

muh. aripai(k111 08 348) kelompok 10 Dari data yang anda dapat, sejauhmana tingkat keberhasilan kerjasama tersebut dalam pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan

Anonymous said...

syahrlianti k11107733 klp 7

1.makin majux teknlogi makin meningkat pula jumlah volume sampah yang ada,mengapa demekian tolong jelaskan..?upaya apa yang dilakukan agar bias menekan volume sampah yang ada dikota Makassar..?

2.Bagaimana pembagian keuntungan pada program ini karna yang kita ketahui banyak pihak yang terkait pada program ini.? Apakah pembagian keuntungan disetiap pihak tidak merata..??

3.bagaimana kelanjutan tentang program ini apakah masih brlajut ataukah sudah berakhir?

Anonymous said...

syahrlianti k11107733 klp 7

diharapkan bagi pemerintah agar menyedikan truk sampah kesemua wilayah dikota makassar secara merata

sebaiknya ada peraturan yang mengatur jika orang membuang sampah sembarangan diberikan denda.

Anonymous said...

Syamsir/klp 7 K11108315
Bagaimana follow up program ini setelah program berakhir ?

Anonymous said...

Syamsir/klp 7 K11108315
Mengapa Prof. Dr. H. Abd. Wahid Wahab, M.Sc (Selaku Dosen Unhas) dalam program ini dia bertindak atas nama pribadi . Mengapa tidak mengatas namakan UNHAS ?

Anonymous said...

Syamsir/klp 7 K11108315
Mengapa Prof. Dr. H. Abd. Wahid Wahab, M.Sc (Selaku Dosen Unhas) dalam program ini dia bertindak atas nama pribadi . Mengapa tidak mengatas namakan UNHAS ?

Anonymous said...

Lely Zuraidah K11108318 klpk 8

seberapa besar peran masyarakat dalam menentukan keberhasilan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan di makassar??

Anonymous said...

Lely Zuraidah K11108318 klpk 8

dapatkah saudara menjelaskan apa saja usaha-usaha konkrit yang telah dilakukan masyarakat dalam program ini?
Terima kasih

Anonymous said...

VINNA.MAIRUHU_K11108520_KLOMPOK 7

Apakah dampak kesehatan yang ditimbulkan dari pengolahan sampah yang tidak baik,,,?????


makasih,,,

Anonymous said...

VINNA.MAIRUHU_K11108520_KOLOMPOK 7

Berdasarkan makalah anda, pemerintah menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah di kompleks perumahan warga,,namun jika dilihat di daerah kos-kosan kurangnya tempat pembuangan sampah..
Hal ini dapat menjadi salah satu kendala dalam mensukseskan program tersebut...
nah,,, langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam menaggulangi masalah ini,,????
___makasih___

Anonymous said...

Suzan Meydel Alupaty,K11108514,klmpk 4.
yang ingin saya tanyakan mengenai penanggulangan dari kendla yg dtemui dlam pelaksanaan kegiatan ini,yaitu dilakukannya sosialisasi.
pertanyaan sya,mnrut klmpok anda, apakah ada cara lain slain dilakukannya sosialisasi?
MAKSIH..

Abdul rahim said...

Abdul rahim mangiri/k111o8280/klpk 4
Mengapa pelaksanaan tentang kajian pengelolaan persampahan hanya dilakukan di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar??? apakah ada perpanjangan dari program ini sehingga memungkinkan kabupaten yang lain/ disekitar kota makassar dapat pula menjalankannya???

Anonymous said...

Suzan Meydel Alupaty,K11108514,Klmpk 4.
pertanyaan saya, menurut pengmtan klmpk anda, sudah sejauh mana peran dan keikutsertaannya dalam melaksanakan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan di kota makssar.....

mkasih....

Anonymous said...

TIARA.M.S.PUTIRULAN(K11108541)
_KEL.10

apa keuntungan yang diperoleh masing-masing mitra yang terlibat dalam program ini???????

terima kasih,,,

Anonymous said...

Petrik Samuel Manupassa,K11108501,klmpk 4.

pertanyaan saya,menurut klmpk anda,apakah program pengembangan kinerja pengelolahan persampahan di kota makassar,,sudah berjalan dengan baik...? kalau "SUDAH", mnrut klmpk anda sudah brpa persen kah?? dan kalau "BELUM", apa yang menjadi kendlanya....
maksih....

Abdul rahim said...

Abdul rahim mangiri/k111o828o/klpk 4
Seperti yang kita ketahui pada beberapa waktu lalu terjadi mogok kerja oleh pengangkut sampah karena ketidakjelasan status mereka sebagai pegawai, sehingga efektivitas pengambilan sampah di TPS/Konteiner terganggu, Menurut kelompok anda apa sebaiknya langkah yang dilakukan pemerintah sehingga dapat meningkatkan kinerja pengakut sampah dalam program ini sehingga dapat berjalan dengan baik???

Tugas Partnership said...

QURNIANINGSIH DETU k11108859

bagaimana menurut anda tentang peran masyarakat untuk program ini, apakah sudah berjalan dengan maksimal??

Anonymous said...

Rusdy J. Miolo
K11109526
Kelompok 1

Saya sangat setuju bila program ini masuk dalam PPP dengan bentuk kerja sama CBP..karena memang program ini sudah memenuhi persyaratan yang ada dalam CBP itu sendiri.
Lanjutnya saya ingin memberikan saran bahwa seharusnya program ini akan menjadi program wajib yang harus terus dilakukan dan dilaksanakan oleh semua pihak dalam hal pengelolaan sampah. Tidak ada alasan bahwa masyarakat tidak mendukung upaya program ini untuk menjadikan kota makassar menjadi kota yang bersih dan mewujudkan mimpi besarnya tersebut sebagaimana ada dalam Gerakan Makassar Bersih yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Makassar. Masyarakat harus mampu dan sadar bahwa sampah harus ditekan dan dimanfaatkan keberadaannya. Bila perlu aspek hukum dijalankan dalam program ini.
Tapi sayangnya, mengapa batas waktu pelaksanaannya dibatasi sampai januari 2009.. artinya kesinambungan program tidak ada....Mohon penjelasan...

Anonymous said...

Muhammad Ayyub M./K11108351/klp 1
Apakah ada pihak yang berperan memonitoring terlaksananya peran setiap mitra yang terlibat dalam program ini? Jika ada, tolong disebutkan dan bagaimana jika ada mitra yang kedapatan lalai melaksanakan perannya, apakah ada sanksi ?

Anonymous said...

Muhammad Ayyub M./K11108351/klp 1
Jika dibaca sepintas, nama program ini (Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan) memberikan isyarat kepada kita bahwa akan ada peningkatan kinerja masyarakat dalam pengelolaan sampah. Namun setelah membaca tujuan program ini, tidak ada satupun yang sejalan dengan nama programnya. Dimana tujuan pertama hanya sebatas pada gambaran awal untuk masyarakat bagaimana mengendalikan dampak pembangunan sampah terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup dan tujuan yang kedua menitik beratkan kepada pengkajian pengelolaan persampahan di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Tidak ada yang mengarah kepada Pengembangan Kinerja masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan. Bagaimana kelompok anda menanggapi hal ini ?

Anonymous said...

SYAHRLIANTI K1107733

didalam makalh anda dituliskan tentang kendala yaitu Sulitnya mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan sosialisasi dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di Hari kerja. pertanyaanya ?

1.mengapa sosalilasi dilakukan dihari kerja?kenapa bukan diwaktu libur atau waktu istrhat?serta bagaiman upaya yang dilakukan pemerintah atau pihak terkait agar dalam memberikan sosalisasi masyarakat mau berpartisifasi..?

2.apakah program ini sudah dilakukan secara maksimal karna dilihat dari segi kebersihan kota makassar masih banyak sampah yang berserakan,mohon penjelasannya.?

Fitriani Sudirman_K11108251_Klp.1 said...

Sebelumnya terima kasih kpd kelompok 3 telah menjawab pertanyaan Ke_2 saya.

Jawaban dari saudara Ikratul Kadir:
seperti yang telah disebutkan bahwa program kerjasama ini dalam benruk CBP. sehingga para mitra tidak langsung turun ke lapangan, tetapi hanya memberikan modal serta membuat konsep. sedangkan masyarakat yang melaksanakan kegiatan tersebut.

tanggapan :
maaf sebelumnya, tapi dalam makalah anda salah satu mitra yang terlibat adalah MASYARAKAT,,.kalau melihat jawaban anda, saya menangkap masyarakat disini tidak tergolong sebagai mitra kerja dalam program ini berdasarkan dari kalimat pertama yang anda paparkan yakni “PARA MITRA” dan kalimat terakhir “Sedangkan Masyarakat”. mohon penjelasan lebih lanjut dari kelompok 3.

Jawaban dari saudari Sulviani :
Perlu diketahui bahwa bentuk kerjasama yang dilakukan dalam program ini adalah CBP, dimana masyarakatlah yang berperan aktif dalam menjalankannya. Jadi, pihak-pihak yang terkait dalam program kerjasama ini memang hanya melakukan 2 kegiatan tersebut, kemudian pada tahap prosesnya, seperti pemilahan samapah, daur ulang, dan sebagainya, diserahkan kepada masyarakat.

Tanggapan :
seperti tanggapan jawaban sebelumnya, pihak yang terkai tkan juga salah satunya adalah masyarakat dan karena masyarakat yang berperan aktif dalam menjalankan program jadi seharusnya bukankah dipaparkan bagaimana proses kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri.

Terima kasih,..(^_^)

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274)Klp 3:

Untuk pertanyaan saudari yunita manda sari/k11108019/klp 8
mengapa dalam kegiatan sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, dinas kebersihan kabupaten gowa tidak ikut terlibat? Padahal dinas tersebut merupakan salah satu instansi pemerintah daerah??

Jawab: Singkat saja, dalam hal ini kerja sama baru dilakukan pada saat kegiatan monitoring. jadi pada kegiatan sosialisasi Dinas kebersihan Gowa belum bisa turut serta..

thanks..

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) Klp 3

Untuk pertanyaan saudari yunita manda sari/k11108019/klp 8
bagaimana keberlanjutan dari program ini?

Jawab: Jawaban Bisa dilihat pada komentar atas pertanyaan saudara Aidil..

thanks

Deddy Alif Utama said...

Deddy Alif Utama (K11108274) Klp 3

Untuk Pertanyaan saudari Murni yg 1:
Memang program ini belum berhasil sepenuhnya, namun setidaknya ini merupakan langkan awal bentuk pengelolaan sampah yang lebih efisien untuk kawasan Sekitar Makassar dan Gowa..

TUGAS MATA KULIAH PARTNERSHIP JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN FKM UNHAS 2010