Thursday 7 May 2009

Pengendalian Vektor & Binatang Penular dengan Disinseksi Kapal

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Nama Kelompok 8 :

1. Karina Pratiwi Isma
2. Febriyana
3. Sri Wulandari
4. Arti Dwi putrid
5. Nadia Fadirubun
6. Nency Imbo


I.1. Latar Belakang

Era global peradaban di tahun milenium ketiga, ditengarai dengan kemajuan pesat di bidang teknologi dan transportasi, perdagangan bebas, mobilitas penduduk antar negara – antar wilayah yang sedemikian cepat membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat global yang harus dikelola dengan baik.

Dampak negatif di bidang kesehatan pada tingkatan kemajuan teknologi transportasi, perdagangan bebas maupun mobilitas penduduk antar negara, antar wilayah tersebut adalah percepatan perpindahan dan penyebaran pentakit menular potensial wabah yang dibawa oleh alat angkut, orang maupun barang bawaannya.

Dalam rangka melindungi negara dari penularan/penyebaran penyakit oleh serangga (vektor) maupun kuman /bakteri yang terbawa oleh alat angkut, dan barang bawaan yang masuk melalui pintu-pintu masuk negara tersebut, berdasarkan International Health Regulation (IHR) Tahun 2005 yang berlaku, “semua alat angkut harus bebas dari vektor”, maka setiap Kantor Kasehatan Pelabuhan (KKP) harus mampu melakukan tindakan disinseksi(untuk mencegah vektor).

I.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya program disinseksi yaitu untuk menghindari kapal dari serangga/vektor penyebab/penular penyakit (tikus, kecoak, nyamuk Aedes Aegypti/Anopheles) yang terbawa oleh alat angkut penumpang/barang di Pelabuhan.

I.3. Mitra yang Terkait dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

* Kantor Administrasi Pelabuhan (ADPEL)
* PT. PELINDO (pihak swasta/Badan Usaha Swasta)


I.4. Peran Masing-Masing Mitra

* KKP : Pengawas pelaksanaan disinseksi
* Kantor ADPEL : Mengetahui semua program dan kegiatan KKP di Pelabuhan, karena bertugas sebagai administrator pelabuhan (pengelola)
* PT. PELINDO : Pelaksana disinseksi, dengan menunjuk supervisor (petugas pelaksana disinseksi yang telah mempunyai sertifikat sebagai supervisor dan pelaksana disinseksi dari Ditjen PP&PL.

I.4. Model Mitra yang Digunakan

Model mitra yang digunakan yaitu pelayanan kesehatan di pelabuhan tepatnya di kapal. Upaya yang di lakukan untuk menghindarkan kapal dari vector penyebab penyakit penyakit (tikus, kecoak, nyamuk Aedes Aegypti/Anopheles)

I.5. Prosedur Tindakan Disinseksi Berdasarkan Peraturan Dirjen PP & PL

1. Penggunaan alat pelindung diri sebelum melakukan tindakan disinseksi misalnya, sarung tangan, masker, sepatu boat, dll
2. Penggunaan peralatan untuk disinseksi, misalnya, hand sprayer, mist blower, dan electric sprayer.
3. Pelaksanaan disinseksi dilakukan sebagai berikut:
1. Untuk bagian-bagian kapal yang tersembunyi seperti lubang-lubang kecil di lantai dan tempat-tempat sulit menggunakan hand sprayer ataupun mist blower.
2. Untuk ruang lebar terbulca menggunakan ULV electric sprayer.
3. Mengisi formulir isian yang memuat data tentang nama bahan pestisida/insektisida yang digunakan volume berat bahan pestisida yang digunakan, bahan pelami, catatan (waktu, hari dan tanggal pelaksanaan), nama petugas pelaksana dan supervisor yang bertanggungjawab.
4. Membuat laporan pelaksanaan secara tertulis.


4. Pengawasan disinseksi oleh petugas KKP
1. Melakukan pengawasan atas seluruh kegiatan disinseksi yang dilakukan oleh BUS (Badan Usaha Swasta)
2. Memberikan masukan, saran, maupun teguran kepada BUS agar pelaksanaan kegiatan disinseksi sesuai standar.
3. Membuat laporan tertulis


I.6. Pelaksanaan & Pengawasan Disinseksi di Pelabuhan Makassar

Pelaksana kegiatan disinseksi dilakukan oleh Badan Usaha Swasta (BUS) dalm hal ini, adalah PT. PELINDO dendan menunjuk supervisor yang telah mendapat izin dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI. Pelaksanaan disinseksi dilaksanakan secara berkala, setiap 6 bulan sekali.

Pengawasan pelaksanaan kegiatan disinseksi dan penerbitan sertifikat menjadi kewenangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Makassar (setempat).

Pelaksanaan disinseksi, pada bulan April 2009 di KKP Makassar sebanyak 2 kapal barang/kargo.

I.7. Hambatan & Upaya Pelaksanaan Tindakan Disinseksi

Adapun kapal yang di disinseksi yaitu kapal barang atau kargo, dan untuk kapal penumpang hanya diberikan peringatan secara lisan karena berbagai kendala, salah satunya yaitu, kapal penumpang hanya transit pada suatu daerah dalam waktu beberapa jam, dan keadaan kapal sangat sulit dikosongkan dari manusia. Sedangkan untuk pelaksanaan disinseksi diperlukan waktu yang cukup lama (sesuai ukuran kapal) dan dan kapal harus kosong dari manusia dan barang yang mudah terkontaminasi oleh racun yang ditimbulkan oleh pestisida /insektisida yang digunakan untuk disinseksi.

I.8. Penutup

1. Kesimpulan

Pentingnya dilakukan disinseksi agar kapal terhindar dari vector pembawa penyakit, dan agar kapal terhindar dari penyakit menular. Adapun biaya tindakan disinseksi diperoleh dari pengusaha/nahkoda kapal, yang kapalnya akan disinseksi. Tindakan disinseksi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sesuai dengan ukuran dan keadaan kapalnya. Semakin banyak vector pembawa penyakit yang ditemukan semakin besar biaya yang dikeluarkan karena membutuhkan pestisida/insektisida/bahan kimia lainnya yang tidak sedikit.

Tidak semua kapal juga dapat didisinseksi, misalnya kapal penumpang. Sangat sulit bahkan tidak pernah dilakukan disinseksi pada kapal penumpang karena berbagai kendala salah satunya yaitu tidak dapat memenuhi prosedur tindakan disinseksi yaitu, kapal harus dalam keadaan kosong. Sedangkan kapal penumpang sangat sulit untuk di kosongkan dari penumpang apalagi jadwal/lama transitnya sangat singkat, salah satu sebabnya karena mahalnya biaya parkir kapal di pelabuhan.

2. Saran

1. Sebaiknya sebelum dilakukan disinseksi, para ABK kapal terlebih dahulu membersihkan kapal yang akan disinseksi tersebut agar cukup (lumayan) bersih, untuk mengurangi biaya disinseksi yang cukup besar, akibat penggunaan pestisida/bahan kimia lainnya.
2. Memberikan peringatan secara lisan pada kapal penumpang agar memperhatikan kebersihan kapalnya, agar terhindar dari vector pembawa penyakit.
3. Selalu menggunakan alat pelindung diri sebelum melakukan disinseksi karena pestisidayang digunakan berbahaya bagi tubuh.
4. Selalu menjaga kebersihan kapal agar tercipta suasana yang bersih, nyaman, dan indah

52 comments:

Anonymous said...

Ummu Kalsum Ukkas( K11108578/Tubel)

Dikatakan bahwa sulit melakukan desinfeksi pada kapal penumpang karena banyak hal/ hambatan tetapi dilihat dari faktor yang terdapat banyak vektor didlam kapal penumpang karena buruknya sanitasi apalagi di dek penumpang/ kelas ekonomi yang akibatnya penumpang dapat terjangkit VEKTOR BORNE DISEASE menurut saya jika hanya teguran lisan saya pikir pihak kapal tidak akan terlalu menggubris, padahal orang yang terjangkit penyakit yang disebabkan oleh vektor dapat menularkannya ke orang lain. Kira - kira bagaimana solusi dari pihak KKP khusunya pada bagian SANITARIAN mengatasi masalah ini, kira - kira tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini??????
Thanks.....

Anonymous said...

UMMU KALSUM UKKAS (K11108578/TUBEL)

Mengapa pendanaan desinfeksi dibebankan kepada nakhoda/ pemilik kapal??? Bukankah dengan demikian malah membuat pemilik kapal enggan mendesinfeksi kapalnya, apalagi makan biaya yang besar.
Mengapa pendanaan bukan berasal dari pemerintah/KKP/Pihak yang terkait??? bukankah pemerintah juga mendapatkan devisa dari hasil ini?
Apa ada dasar hukum yang mengatur mengenai pelaksanaan program ini, sehingga pihak pemilik kapal terikat untuk melakukan desinfeksi...????
Makasihhhh...

Anonymous said...

Sambung lagi ya....
UMMU mau nanya...
Model kemitraannya apa nihhhh???


Thanks...

Anonymous said...

Sadrah said (K11108585/Tubel)

Saya setuju dengan pertanyaan sdri ummu, pada makalah anda hanya disebutkan model kemitraan pelayanan kesehatan tapi tidak dijelaskan sebenarnya bentuk partnership yang dilakukan seperti apa?????


Makasih.......

Anonymous said...

Febriyana Rahima Nurlette/(K11108588/Tubel)Kelompok 7
1. Kegiatan disinseksi kan tdk mungkin dilaksanakan begitu sj, pasti ada aturan or ketentuan tentang kapan disinseksi bisa dilaksanakan. tlg dijelskan aturan or ketentuan tsb ???
2. Brpa lama wktu yg diperlukan utk melakukan disinseksi kapal ??? dan brpa biaya yang dibutuhkan dlm pelaksaaan keg disinseksi tsb ??? karena dlm laporan anda disebutkan bhwa disinseksi membutuhkan biaya yg ckup besar.

Anonymous said...

Juraini Pubalos/K11108580(TBL)kel.6

Apakah DEPKES dlm hal ini Dirjen PP&PL tdk termasuk salah satu mitra kerja pd prog.ini??? Kalo tdk termauk mengapa dlm makalh kelp anda disbtkan bhw petugas pelaksana disinseksi yg tlh mpy sertifikat sbg supervisor adalah Dirjen PP&PL dan Dirjen PP&PL jg yg membuat peraturan ttg prosedur tindakan desinseksi. Jelaskan donk alasan anda secara singkat aja dech...!!!!

Anonymous said...

Febriyani Fatima Nurlette/(K11108587Tubel)Kel 8
Menjwb pertanyaan pertama dr sdri Febriyana Rahima Nurlette(Kel 7).
Betul sekali pelaksanaan disinseksi tidak begitu saja dilaksanakan, tetapi ada ketentuan yang mendasarinya, yaitu :
1. Bila dr hasil pemeriksaan kapal ditemukan adanya kehidupan serangga or vektor penular penyakit.
2. Bila kapal dtg dr negara terjangkit penyakit menular yg ditularkan oleh vektor.
3. Atas permintaan nahkoda or pemilik kapal.

Anonymous said...

NUR YUSMAH / K11106057 / KLP.4

1. Disinseksi pada kapal barang atau kargo serta kapal penumpang memang sulit. Selain karena ukuran yang lebih besar, banyakx ruangan juga butuh waktu lama, ditambah biaya yang mahal. Dengan alasan itu, apakah tidak ada cara lain/program yg bisa dilakukan untuk mensterilkan kapal dari vektor penyebab penyakit??. Maksudnya yang lebih efektif dan efisien??

2. Menurut datax,, sudah pelaksanaan disinseksi, April 2009 lalu di KKP Makassar. Sebanyak 2 kapal barang/kargo telah disinseksi. Kira-kira berapa biaya yg digunakan untuk disinseksi 1 kapal?

Anonymous said...

Farha Assagaf/K11108589(Tubel)kel.10

Dlm mklh kelp anda tertulis bhw peran kantor ADPEL a/ mengetahui semua program & kegiatan KKP dipelabuhan atau sbg administrator pelabuhan.Tolong donk jelaskan scr rinci tugas dari pd kantor ADPEL tsb..!!! Apa cuma sekedar tau tanpa melakukan apa-apa??? Kalo cuma sekedar tau aku jg bisa donk...!!!

Anonymous said...

La Basri/K11108590(Tubel)kel.9

Tolong jelaskan secara sistematis cara kerja dari pada disinseksi dan berikan contoh penyakit apa saja yg disebabkan oleh vektor khususnya kecoak...!!!!!!

Anonymous said...

Muhammad Fajaruddin N. K11107022
"Model mitra yang digunakan yaitu pelayanan kesehatan di pelabuhan tepatnya di kapal". Kalo menurut saya model kemitraannya joint venture, dimana ada kerjasama antara KKP,Kantor ADPEL dan PT. PELINDO. dan juga masalah pembiayaan tergantung pd perannya masing2.
"Itu menurutku, dgn keterbatasn informasi dari laporan anda, benar ato tidak silahkan kelompok anda mengomentari"

Anonymous said...

Muhammad Fajaruddin N. K11107022
Lanjutt....
Pertanyaanku, Sebenarnya keuntungan yang didapatkan dari pihak swasta (PT Pelindo) apa..???
Apakah mendapatkan retribusi dari disinseksi dari sopir atau dibayar oleh pemerintah atau stake holder yang lainn???
Tolong dijawab secepatnya supaya ada tanggapan baliknya.
Makasih

Anonymous said...

Febriyani Fatima Nurlette (K11108587/tubel)
Menjwb pertanyaan ke2 dr sdri Febriyana Rahima Nurlette.
Waktu yang diperlukan dalam pelakanaan disinseksi kapal adalah kurang lbh 3 jam. sedangkan biaya yg diperlukan dlm pelaksanaan disinseksi tergantung bhn yg dipakai, jika bhn yg dipakai adalah malation+solar rata2 600 ribu, jika yg dipakai cynop+air rata2 1 juta. ini untuk Kapal kargo/barang. utk kapal penumpang 2 kali lipat.

Anonymous said...

Febriyani fatima Nurlette (K11108587/tubel)
menjwb pertanyaan dr k'farha assagaff.
ADPEL tdk hanya bertugas untuk mengetahui seluruh program yg dilaksanakan oleh KKP tetapi ADPEL juga berperan selaku kepanjangan tangan dr pemerintah dlm hal ini direktorat jendral perhubungan laut departemen perhubungan, sebagai regulator sekaligus sebagai pengawas demi keselamatan kapal dan barang dr dan ke pelabuhan.

Anonymous said...

Febriyani Fatima Nurlette (K11108587/tubel)
Menjwb pertanyaan dr k'juraini Pubalos.
Ditjen PP&PL merupakan slh satu mitra yg jg ikut terlibat dlm program disinseksi ini karena sesuai dgn apa yg ditulis dlm laporan kelompok kami bhwa pelaksanaan program disinseksi dilakukan oleh BUS (Badan Usaha Swasta) dlm hal ini adalah PT Pelindo menunjuk supervisor yg tlh mndpt ijin dr direktorat jendral PP&PL Depkes RI.dgn demikian Ditjen PP&PL juga terlibat dlm keg tsbt sebagai regulator. maaf kak kelompok kami lupa memasukkan Ditjen PP&PL sbagi slh satu mitra yg terlibat dlm program tsb...

Anonymous said...

Febriyani Fatima Nurlette (K11108587/tubel)
mnjwb pertanyaan ke2 dr K'Basri Tubel
kecoa dpt mnjdi penyebab berbagai jns penyakit mulai dr typus, toksoplasma, dan SARS yg mematikan sehingga perlu dikendalikan populasinya.

Anonymous said...

Febriyani fatima Nurlette
(K 11108587/tubel)
mnjwb pertanyaan ke2 dr sdri Nur Yusmah.
Biaya yang diperlukan dlm pelaksanaan disinseksi utk 1 kpl barang/kargo adalah tergantung pd bhn yg digunakan, jika bhn yg digunakan cynop+air rata2 biayanya 1 juta sdgkn jika menggunakan malation+solar biayanya rata2 600 ribu.

Anonymous said...

Febriyani Fatima Nurlette (K11108587/tubel)
mnjwb pertanyaan ke2 dr K'Basri Tubel
kecoa dpt mnjdi penyebab berbagai jns penyakit mulai dr typus, toksoplasma, dan SARS yg mematikan sehingga perlu dikendalikan populasinya.

Anonymous said...

sadrah said (k11108585/Tubel/klp 2)

pada kelompok anda dipaparkan bahwa pihak - pihak yang terlibat adalah : Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),
Kantor Administrasi Pelabuhan (ADPEL)dan PT. PELINDO (pihak swasta/Badan Usaha Swasta)
Pada setiap kerjasama yang terjalin tentu semua pihak ingin mendapatkan keuntungan dari kerjasama yang mereka lakukan, tolong jelaskan apakah keuntungan yang diperoleh dari pihak- pihak yang terlibat pada program tsbt..

makasih ......

Anonymous said...

nency imbo (k11107160)
jawaban untuk pertanyaan sadra said
yaitu . kita tahu bahwa ADPEL itu merupakan pengelola pelabuhan jadi penting juga bagi mereka untuk mengetahui semua program dan kegiatan KKP, karna dengan itu tugas mereka dapat berjalan dengan mudah. Dan untuk PT. PELINDO tentu saja mereka mendapatkan keuntungan dari segi materi dan tidak perlu susah-susah untuk mencari mitra lagi karna usaha mereka telah dipakai oleh KKP sebagai pelaksana desinseksi. thanks

Anonymous said...

nency imbo(k11107160)
jawaban untuk pertanyaan pertama k'ummu yaitu
KKP menganggap bahwa memberikan teguran lisan itulah yang satu-satunya dapat dilakukan, dan jika pihak kapal tidak terlalu menggubris maka itu kembali pada kapal mereka sendiri,misalnya saja jika penumpangnya terjangkit vektor born disease maka tentu penumpang tidak mau menggunakan kapal itu lagi dan bahkan mungkin tidak diijinkankan lagi bersandar di pelabuhan. thank you

H E S @ said...

HETTI ISMA SULISTYAWATI (K11107619).
KELOMPOK 9.

YANG INGIN SAYA TANYAKAN KERJASAMA APA YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PENULARAN DENGAN DISINSEKSI KAPAL.KARENA LAPORAN ANDA TIDAK TERJANTUM INSTANSI2 YANG TERKAIT DALAM KERJASAMA INI.

Anonymous said...

Sri Wulandari_K11107674

saya akan menjawab pertanyaan dari Fajaruddin

emmmmh...Keuntungan yang didapat dari PT.PELINDO ialah bukan materi tetapi adanya kesejahteraan atau pelabuhan yang bersih terbebas dari penyakit dan para pengunjung menjadi nyaman itu merupakan suatu bentuk keuntungan yang didapat oleh PT.PELINDO ..menurut saya itu .

H E S @ said...

HETTI ISMA SULISTYAWATI (K11107619)
KELOMPOK 9

DALAM PEMBAHASAN ANDA HAMBATAN2 YAITU UNTUK KAPAL PENUMPANG HANYA DIBERIKAN PERINGATAN SECARA LISAN,YANG INGIN SAYA TANYAKAN BAGAIMAN KLU KAPAL PENUMPANG ITU MAU MENGINAP DIPELABUHAN UNTUK BEBERAPA HARI APAKAH PEMERINTAH AKAN BERTINDAK UNTUK PELAKSANAAN DISINSEKSI PADA KAPAL TERSEBUT???
TOLONG PENJELASAN DARI KELOMPOK ANDA.

Tq....

nHaIyA said...

FITRIYANA K11107621 KLPK 5
yang ingin saya tanyakan untuk klpk 8 yaitu:
apakah upaya yang dilakukan untuk menghindarkan kapal dari vector penyebap penyakit-penyakit seperti, tikus,kecoak,nyamuk aedes aegypti sudah terselengarakan dengan baik ?

Anonymous said...

sRi Wulandari_K11107674

saya akan menjawab pertanyaan pertama dari Nur Yusmah, menurut saya kegiatan ini sudah efektif dan efisien dan hanya program ini yang telah dan sering dilaksanakan oleh pelabuhan khususnya KKP..Meskipun ada hambatan-hambatan tetapi hambatan itu masih bisa dikendalikan.

Anonymous said...

Sri Wulandari_K11107674

saya akan menjawab pertanyaan dari fitriyana .. sejauh ini kegiatan desinseksi berjalan dengan baik terbukti dengan tetap diberlakukannya program ini .dan masih dilaksanakanya program ini.trimaksaih kawand kuuw...

Anonymous said...

Sri Wulandari_K11107674

saya akan menjawab pertanyaaan dari hetty isma
bentuk kerjasamanya ialah joint venture dmna ada pihak swasta dsini ialah PT.PELINDO ; kedua pihak pemerintah yaitu dari KKP sendiri dan ADPEL..

pertanyaan kedua itu lebih baik jika KKP ingin melaksanakan program ini dan ada kapal cargo bermalam atau mendarat untuk beberapa hari itu lebih baik karena pelaksanaan program ini bisa berjalan dengan maksimal. trimakasih kawand kuuuw...

Anonymous said...

IYAN WAHDANIYAH K 11107666 kEL.6

KEBETULAN, SAYA TERMAKSUD SERING NAIK KAPAL COZ TIAP PULKAM PASTI NAIKI KAPAL. HE........
PERTANYAAN :
1. APAKAH PROGRAM INI DILAKUKAN OLEH SEMUA KPAL PELNI MILIK PEMERINTAH, KARENA SAYA MELIHAT MASIH ADA KAPAL YANG BELUM MENGADAKAN PENANGGULANGAN TERHADAP BINATANG PENCEMAR SEPERTI KECOAK!!
2. SEJAUH MANA KEBERHASILAN PROGRAM INI, KARENA SAYA MERASA BAHWA KAPAL2 MILIK PEMERINTAH YANG BIASA SAYA TUMPANGI, SEBAGIAN BESAR MASIH JAUH DARI KATA "BERSIH"??

Anonymous said...

Sri Wulandari_k11107674

saya akan menjawab pertanyaan dari saudari iyan wahdaniyah,,
1. Kegiatan desinseksi yang dilakukan ini hanya sebatas dilakukan dikapal cargo/barang tidak dilakukan di kapal penumpang seperti kapal PELNI yang anda naiki,,karena jika dilakukan di kapal penumpang mebutuhkan waktu lama karena kegiatan ini dilakukan jika semua isi kapal dalam keadaan steril atau kosong.Sedangkan kapal penumpang susah sekali mengosongkan orang-orang yang ada didalam kapal.
2. Mungkin karena keterbatasan cleaning service yang ada di kapal dan kesadaran pengguna kapal sehingga kapal itu masih terlihat kotor atau jauh dari bersih.Dan sekali lagi kegiatan ini belum pernah diadakan di kapal penumpang seperti kapal PELNI.

Ri Fi A said...

RINA FITRIANTY AWALIAH (K11107603) KELOMPOK 9

1. Dalam pelaksanaan program atau proyek ini bentuk kerjasama apa yang digunakan ?
2. Di laporan anda diuraikan Prosedur Tindakan Disinseksi Berdasarkan Peraturan Dirjen PP & PL
pertanyaan saya, alat pelindung diri yang digunakan asalnya dari mana? jika disediakan oleh mitra yang terkait siapa yang menyiapkan dana untuk membeli alat-alat pelindung diri tersebut ?

Makasihhhhh..........

Ri Fi A said...

RINA FITRIANTY AWALIAH (K11107603) KELOMPOK 9

NEXT.....

APAKAH ADA UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR APABILA TERNYATA ADA penularan/penyebaran penyakit oleh serangga (vektor) maupun kuman /bakteri yang terbawa oleh alat angkut, dan barang bawaan yang masuk melalui pintu-pintu masuk negara?
jIKA ADA APA SANGSI YANG AKAN DIJATUHKAN KEPADA PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT?

TENGKYUUUUU........

Anonymous said...

nama :rena matasik
nim :k11107719
kelompok :4

pertanyaan saya untuk kelompok 8 yaitu:apakah semua kapal yang berlayar/bersandar di daerah makassar sudah menggunakan program tersebut utk mencegah penularan penyakit???

Anonymous said...

nama :rena matasik
nim :k11107719
kelompok :4

pertanyaan saya untuk kelompok 8 yaitu:apakah semua kapal yang berlayar/bersandar di daerah makassar sudah menggunakan alat pelindung diri utk mencegah penularan penyakit???

Anonymous said...

Sri Wulandari_K11111107674

saya akan menjawab pertanyaan dari Rena Mattasik
1. Bukan kapal yang melaksanakan program ini tetapi Kantor Kesehatan Pelabuhan yang bekerjasama dengan PT.PELINDO(penanggung jawab semua kegiatan yang ada di Pelabuhan) yang setiap 6 bulan sekali melaksanakan program ini.Dan program ini hanya dilakukan di Kapal Cargo tidak dilakukan di kapal penumpang
2. Bukan kapalnya yang memakai pelindung diri tetapi orang yang melakukan desinseksilah yang memakai alat pelindung diri.
trimakasih pertanyaannya????

Anonymous said...

Sri Wulandari_K11107674

saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Rina Fitrianty :
1. Bentuk kerjasama ini yang saya tahu ialah joint venture.Dimana ada pihak swasta(PT.PELINDO) dan pemerintah(KKP)yang bekerjasama dan keuntunganya untuk kepentingan bersama.
2. Dana untuk pelaksanaan desinseksi ini sendiri yaitu berasal dari koperasi KKP, jadi semua alat pelindung diri dan alat2 desinseksi dananya dari koperasi KKP atas persetujuan adpel(administrasi pelabuhan)

NURHIDAYAT-K11107041-KLP.6 said...

Nurhidayat-k11107041-klp.6

Assalamu 'alaikum..wr..wb

1. seperti pd klompok 4, sy jg mau menanggapi laporan anda. seharusnya isi bab kesimpulan lebih ditekankan pada bentuk kerjasamanya karena mata kuliah kita khan partnership...??/

2. apa bentuk partnershipnya...??

Anonymous said...

DEWI SARTIKA K11107017
1.semua alat angkut harus bebas dari vektor”, maka setiap Kantor Kasehatan Pelabuhan (KKP) harus mampu melakukan tindakan disinseksi(untuk mencegah vektor). Yang menjadi pertanyaan z adalah....
bagimana jika salah seorng oknum "katakanlah sopirnya" malah melalaiakn kesehatan atau kebersihan dari angkutan yang dia kendarai..bagaiaman dengan hal ini??
makasih

Anonymous said...

sri wukandari_k11107674

trimakasih saranya nurhidayatyaks....

2. Bentuk partnershipnya sudah saya jelaskan di pertanyaan anak2 sebelumnya, bahwa kerjasamanya ialah Joint Venture.

Anonymous said...

Sri Wulandari_k11107674

saya akan menjawab pertanyaan dari sartika menurut saya itu masalah pribadi si sopir yang tidak mau menjaga kesehatanya,,tetapi di himbau bagi semua pengguna kapal harus memperhatikan masalah kesehatanya.

Anonymous said...

sumarni muchlis/k 111 06 156
bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pihak manajemen pelabuham dan PT PELINDO ini berbentuk apa? kemudian bagaimana peran masing2? sekaligus bagi hasilnya?

thank.

Anonymous said...

Erwinda Alwi Rachman
K111 08 581 (TUBEL)
Pertanyaan saya :
Apakah dengan menggunakan model kemitraan seperti yang ada dalam laporan anda, program ini telah sukses dan berhasil? Sukses bukan berarti berhasil loh;)
Thanx.........

Anonymous said...

Erwinda Alwi Rachman
K111 08 581
TUBEL)
Apakah program yang dijalankan dengan bentuk kerja sama Joint Venture ini telah benar2 optimal? Apakah ada kemungkinan menggunakan bentuk kemitraan yang lain yang dapat mendongkrak keberhasilan program ini dimana masalah yang hendak diselesaikan lebih cepat teratasi, semua pihak tidak ada yang dirugikan, meminimalisir kegagalan/hambatan2 dalam menjalankan program????
Itu saja, terima kasih........

Anonymous said...

ADEH IRMARIYANI SAPUTRI (K11107040)

1. APA MODEL KEMITRAAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK INI??

2.bagaiman bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan???

Anonymous said...

mutmainnah_k11107014
1. di makalah anda sy tidak melihat model partnership yang digunakan. jadi kerjasama ini berbentuk apa?apakah BOT, konsesi atau lainnya?
2. apa keuntungan dari pihak-pihak yang terlibat dalam program ini?
thanx...

Unknown said...

fauzan h. (k11106091)
- apakah model kerjasama pada hal ini?


- apakah tidak ada tindakan yang tegas dari pihak pemerintah sendiri apabila pihak swasta tidak bekerja secara maksimal?
kitalihat bahwa bnyak nya keluhan2 dari pihak penumpang tentang vektor yang berada di kapal?

Anonymous said...

indra wiastuti/k11107653
apakah tidak ada solusi agar kapal penumpang jg dapat dilakukan desinfeksi karena pada kapal pemumpang tersebut sangat besar kemungkinan untuk membawa vektor.?

Anonymous said...

a.sulasteri(k11107012)klp7
pd prog pengendalian vektor dn binatan penular dngn disinfeksi kapalmenurut sy bagus dimana apapabila tidak ditangani dengan cepat akan menimbulkan efek yg sngt berbahaya baik pd manusia maupun lingkungan.tapi bagaimana program ini bisa terealisasi bengan baik dan apa keuntungan yg didapat pihak2 yang bekerja sama didalamnya?

Anonymous said...

ANDI VENY KURNIAWAN(K11107056)

1.Menurut Z sangat kurang jelas model kerjasama yang digunakan.. mungkin bisa dijelaskan sedikit????

2.Bagaimana follow up dari proyek ini????

Anonymous said...

efrina Kala Tasik (K1110607)
kelompok 2

dalam laporan kelompok ini tidak di cantumkan model kerja sama partnership. model kerjasamanya dapat di ketahui melalui pihak-pihak yang terlibat serta peran masing-asing pihak...

Anonymous said...

Muhamad Subhan/K11107094/kel.3
pertanyaan:
1. bagaimana kendala yang dihadapi pihak operasional dalam menjalankan tugasnya?
2.Apakah pemantauan hanya dilakukan di makassar saja? sementara mobilitas kapalkan selalu berpindah-pindah
trimakasih...

OWILDAN WISUDAWAN. B/K11107699 said...

owildan wisudawan.b/k11107699
jelaskan apa saja manfaat dari program kerjasamaa dalam program tersebut ?
apa saja kendala dari program tsb ?

TUGAS MATA KULIAH PARTNERSHIP JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN FKM UNHAS 2010